PROSES PSIKOLOGIS DASAR:
SENSASI DAN PERSEPSI
A. PENTINGNYA SENSASI DAN PERSEPSI
-
“bikin hidup
jadi lebih hidup”
-
mencegah
bahaya
-
semua
pengetahuan dan pengalaman yang kita peroleh dan kita simpan pada umumnya
diawali dengan proses ini
-
perilaku kita
kebanyakan merupakan cerminan dari bagaimana kita mereaksi dan menginterpretasi
stimulus di sekitar kita
B. PENGERTIAN
Sensasi adalah stimulasi terhadap organ
penginderaan
Persepsi adalah proses memilih, menginterpretasi,
menganalisa dan mengintegrasikan stimulus yang melibatkan organ pengindraan dan
otak.
Sensasi dan persepsi merupakan proses yang
berkesinambungan
Untuk memahami bagaimana ahli psikologi memahami proses sensasi dan persepsi, kita
perlu mengenal istilah dasar yang selalu dipakai yaitu stimulus.
Stimulus adalah energi yang menghasilkan respon
pada organ pengindraan.
Stimulus bervariasi baik dari segi tipe maupun
intensitasnya.
Tipe stimulus yang berbeda mengaktivasi organ
penginderaan yang berbeda pula. Misal stimulus suara mengaktivasi organ pendengaran,
stimulus cahaya à penglihatan, dan seterusnya.
Intensitas stimulus menentukan seberapa kuat suatu
stimulus dapat diindra à seberapa terang cahaya dapat dilihat, seberapa keras suara dapat didengar,
dan lain-lain.
Cabang psikologi yang mempelajari pengaruh
intensitas stimulus terhadap respon sensoris kita adalah psikofisik.
C. PROSES PERSEPSI:
Stimulus à sel reseptor pada
organ indera à syaraf sensoris à otak à individu menyadari
adanya stimulus tersebut.
Intensitas stimulus terkecil yang harus ada agar
suatu stimulus dapat dideteksi disebut dengan absolute treshold
(ambang batas mutlak)
Ambang batas stimulus diatas diukur dalam kondisi
ideal, secara umum kita tidak dapat mendeteksi stimulus karena keberadaan noise.
Noise adalah stimulus latar yang mengganggu persepsi terhadap stimulus lain. Noise
tidak hanya berupa stimulus auditoris tapi juga stimulus visual, pencecap dan
lain-lain.
Kemampuan untuk mendeteksi stimulus tidak hanya
tergantung pada sifat fisik stimulus tapi juga dipengaruhi oleh faktor
psikologis.
Ada sebuah teori yang berusaha menjelaskan faktor
psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan apakah suatu stimulus ada
atau tidak, yaitu Teori Deteksi Sinyal.
Teori ini
menyatakan bahwa seseorang dalam mendeteksi ada/tidaknya stimulus kemungkinan
melakukan salah satu macam kesalahan dari dua kesalahan berikut:
- melaporkan bahwa suatu stimulus ada tapi sebenarnya tidak ada
- melaporkan bahwa suatu stimulus tidak ada meski sebenarnya ada
Adapun faktor psikologis yang mempengaruhi adalah harapan dan motivasi
serta karakteristik tugas.
Kehidupan sehari-hari
kita sering melibatkan aktivitas memilih/membandingkan stimulus, misal ketika
membeli buah-buahan, belanja barang-barang yang didiskon, dan sebagainya.
Ini melibatkan suatu fenomena yang disebut jnd
(just noticeable differences) atau difference treshold, yaitu perbedaan terkecil yang masih dapat dideteksi
antara dua stimulus.
Kita selalu dipaparkan
pada stimulus yang beraneka ragam. Sebagian dari stimulus tersebut ada stimulus
sejenis yang secara terus menerus menerpa diri kita sehingga kita menjadi
kurang menyadari keberadaannya. Contoh tinggal di pinggir rel kereta api akan
selalu mendengar suara kereta api lewat. Awalnya terdengar memekakkan telinga tapi lama-lama
terdengar biasa saja.
Hal ini merupakan
fenomena yang disebut adaptasi sensoris.
Adaptasi sensoris adalah penyesuaian pada
kemampuan sensoris setelah terpapar pada suatu stimulus secara terus menerus.
Sebagaimana diketahui, sel reseptor pada organ indra kita sangat peka terhadap
perubahan. Stimulasi yang konstan tidak efektif untuk menimbulkan reaksi.
Adaptasi sensoris
terjadi pada semua indra.
D. ORGANISASI PERSEPSI
Lingkungan sekitar kita
menjadi bermakna karena adanya organisasi persepsi. Organisasi persepsi ini dilatarbelakangi oleh
prinsip-prinsip antara lain:
1.
hukum
Gestalt
a.
Figure-ground
b.
closure
c.
proximity
d.
similarity
e.
simplicity
f.
continuity
2.
analisis
feature
bahwa neuron pada otak peka terhadap konfigurasi spasial seperti kurva,
sudut, bentuk dan tepi. Keberadaan neuron ini memungkinkan stimulus yang
diterima dapat dibagi-bagi menjadi unsur-unsur penyusunnya. Misal huruf “R”
merupakan kombinasi dari garis vertikal, diagonal dan setengah lingkaran.
Menurut pendekatan ini, ketika kita menerima stimulus, sistem pemrosesan
perseptual pada otak terlebih dulu
merespon komponen-komponen stimulus itu. Masing-masing bagian lalu dibandingkan
dengan infomasi yang telah disimpan
dalam memori. Jika ditemukan pasangannya, maka kita mampu mengidentifikasi
stimulus tersebut.
3.
top down dan bottom
up processing
Pada top-down processing: persepsi dibimbing oleh pengetahuan
tingkat tinggi, pengalaman, harapan dan motivasi. Memungkinkan kita
menghubungkan pengalaman dengan persepsi
Bottom-up processing:
mencakup pengenalan dan pemrosesan informasi tentang masing-masing komponen
stimulus. Ini memungkinkan kita memproses karakteristik dasar stimulus
Pemrosesan top-down dan bottom-up terjadi secara simultan dan berinteraksi
satu sama lain
4.
konstansi
bentuk
adalah suatu fenomena dimana objek fisik dipersepsikan secara tetap dan
konsisten, meski ada perubahan dalam penampakkan atau dalam lingkungan fisik.
Misal melihat seseorang yang berjalan mendekati kita. Dari jauh kelihatan kecil
lalu besar, tapi kita tidak mempersepsikan bahwa orang tersebut membesar. Atau
sebaliknya ketika menjauh, kita tidak mempersepsikan orang tersebut mengecil
tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar