MAKALAH JAMA’ MUANNATS SALIM DAN JAMA’ MUDZAKKAR SALIM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Arab II
Dosen
Pengampu Ibu Lailaturrahmah
Disunsun
oleh:
·
GUNTUR SATRIA JATI ( 11410058 )
Kelompok 5
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan
Keguruaan
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
BAB I Pendahuluan
I.
Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini
banyak orang masih memandang sebelah mata tentang Bahasa Arab yang ternyata
merupakan sebuah Bahasa yang sangat penting. Oleh karena itu,saya ingin
mengenalkan sedikit tentang bahasa Arab untuk menambah sedikit pengetahuan bagi
para pembaca.
Dalam bahasa Arab ada tiga
bentuk jamak,yaitu jama’ mudzakkar salim, jama’ muannats salim, dan jama’
taksir. Dalam makalah ini saya akan menyampaikan tentang apa itu jama’
mudzakkar salim dan apa itu jama’ muannats salim yang masing-masing memiliki
ketentuan-ketentuan tersendiri.
Makalah ini berjudul jama’
muannats salim wa jama’ mudzakkar salim yang saya buat guna untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Bahasa Arab di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta serta membagikan pengetahuan tentang bahasa arab. Dengan keinginan
agar generasi muda sekarang mau dan senang dalam belajar bahasa Arab.
II.
Rumusan Masalah
a.
Apa
yang dimaksud Jama’ muannats Salim ?
b.
Bagaimana
cara pembentukan Jama’ muannats salim ?
c.
Apa
yang dimaksud dengan Jama’ mudzakkar Salim ?
d.
Bagaimana
cara pembentukan Jama’ mudzakkar Salim ?
III.
Tujuan
a.
Dapat
mengetahui apa itu jama’ muannats salim dan jama’ mudzakkar salim.
b.
Dapat
membedakan antara jama’ muannats salim dan jama’ mudzakkar salim.
c.
Dapat
mengetahui cara membentuk jama’ muannats salim dan jama’ mudzakkar salim.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Jama’
Muannats Salim
1. Pengertian
Jama’ Muannats Salim
Jama’ Muannats Salim adalah isim jama’ yang
menunjukkan wanita dan beraturan, yakni dengan menambahkan Alif dan Ta’
maftukhah (ت dan ا) di akhirnya dan huruf sebelumnya di fathahkan (ta’ marbutoh
nya di buang).
Jamak
yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis
perempuan.
Misalnya : صَالِحَةٌ menjadi صَالِحَاتٌ/
صَالِحَاتٍ. Jika tidak
menunjukkan jenis wanita atau muannats maka tidak bisa dijadikan jama’ muannats
salim, misalnya: مُحَمَّدٌ menjadi مُحَمَّدَاتٌ (yang seperti ini salah atau
tidak bisa).[1]
Contoh:
Mufrod
|
Jamak
|
Arti
|
صَالِحَةٌ
|
صَالِحَاتٌ/ صَالِحَاتٍ
|
Orang-orang solehah
|
مُؤْمِنٌ
|
مُؤْمِنَاتٌ/ مُؤْمِنَاتٍ
|
Para perempuan mu’min
|
كَافِرٌ
|
كَافِرَاتٌ/ كَافِرَاتٍ
|
Para perempuan kafir
|
مُسْلِمَةٌ
|
مُسْلِمَاتٌ/ مُسْلِمَاتٍ
|
Para perempuan muslim
|
حَقِيْبَةٌ
|
حَقِيْبَاتٌ/ حَقِيْبَاتٍ
|
Tas-tas
|
سَجَادَةٌ
|
سَجَادَاتٌ/ سَجَادَاتٍ
|
Banyak karpet
|
ثَلَّاجَةٌ
|
ثَلَّاجَاتٌ/ ثَلَّاجَاتٍ
|
Banyak kulkas
|
أَرِيْكَةٌ
|
أَرِيْكَاتٌ أَرِيْكَاتٍ
|
Banyak sofa
|
2.
Cara Pembentukan Jama’
Muannats Salim
Tatacara
pembentukan jama’ muannats salim adalah dengan mengubah dari isim mufrod (yang
menunjukkan isim itu wanita/muannats dan biasanya banyak yang diakhiri dengan
ta’ marbutoh) menjadi jamak dengan menambahkan ( ات + ة
أِسْمٌ ) tetapi ta’ marbutoh nya dihilangkan atau dibuang.
Contoh:
مُسْلِمَةٌ
ditambah (ت
dan ا) dengan menghilangkan ة menjadi مُسْلِمَاتٌ/ مُسْلِمَاتٍ
حَقِيْبَةٌ
ditambah (ت dan
ا) dengan menghilangkan ة menjadi حَقِيْبَاتٌ/
حَقِيْبَاتٍ
مُؤْمِنَاتٌ
|
<=
|
مُؤْمِنٌ + ات
|
<=
|
مُؤْمِنَةٌ) × ة)
|
كَافِرَاتٌ
|
<=
|
كَافِرٌ + ات
|
<=
|
كَافِرَةٌ) × ة)
|
Contoh
dalam kalimat:
·
Contoh di-rafa’-kan
dengan memakai( اتٌ ),seperti:
جَأَمُؤْمِنَاتٌ =
perempuan-perempuan mu’min itu telah datang.
·
Contoh di-nashab-kan
dengan memakai (اتٍ ),seperti:
الْحَقِيْبَاتِ رَاَيْتُ = aku telah melihat tas-tas
itu.
·
Contoh di-jar-kan dengan
memakai (اتٍ ),seperti:
تَدْرُسُ فَاطِمَة الى ِالْجَامِعَاتِ = fatimah belajar di kampus-kampus.[2]
B. Jama’ Mudzakkar Salim
1.
Pengertian jamak
mudzakkar salim
Jama’
mudzakkar salim adalah Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan
untuk menunjukkan jenis laki-laki atau isim jama’ yang menunjukkan laki-laki dan beraturan dari
mufrod yang menunjukkan laki-laki dan yang tidak ada ta’ marbutoh (ة ), yakni dengan menambahkan (ن و ) di akhirnya
yang huruf sebelumnya dhomah, ataupun menambahkan (ين ) diakhirnya yang huruf
sebelumnya kasrah.
Misalnya: مُؤْمِنٌ menjadi مُؤْمِنُوْنَ
/ مُؤْمِنِيْنَ tetapi jika tidak menunjukkan jenis laki-laki atau mudzakkar
tidak bisa dibentuk menjadi jama’ mudzakkar salim.[3]
Contoh:
Mufrod
|
Jamak
|
Arti
|
مُؤْمِنٌ
|
مُؤْمِنُوْنَ /
مُؤْمِنِيْنَ
|
Para laki-laki mukmin
|
كَافِرٌ
|
كَافِرُوْنَ /
كَافِرِيْنَ
|
Para laki-laki kafir
|
مُسْلِمٌ
|
مُسْلِمِيْنَ/
مُسْلِمُوْنَ
|
Para laki-laki muslim
|
مَكْتَبٌ
|
مَكْتَبُوْنِ/ مَكْتَبِيْنَ
|
Banyak meja
|
مُدَرِّسٌ
|
مُدَرِّسُوْنَ/
مُدَرِّسِيْنَ
|
Para guru laki-laki
atau guru-guru
|
2.
Cara pembentukan jama’
muadzakkar salim
Tata
cara pembentukan jama’ mudzakkar salim adalah dengan mengubah isim mufrod yang
menunjukkan laki-laki atau tidak ada ta’ marbutoh (ة ) diakhirnya dengan
menambahkan (ن و )
di akhirnya yang huruf sebelumnya dhomah atau (ين ) diakhirnya yang huruf
sebelumnya kasrah.
Contoh:
مُؤْمِنٌ (isim mufrod yang menunjukkan
laki-laki) ditambahkan (ن و ) atau (ين )
sehingga diubah menjadi مُؤْمِنُوْنَ / مُؤْمِنِيْنَ.
مَوْقِدٌ (isim mufrod yang menunjukkan
laki-laki) ditambahkan (ن و ) atau (ين ) sehingga diubah menjadi مَوْقِدُوْنَ/ مَوْقِدِيْنَ.
((ن و /ين ) + مُذَكَّر مُفْرَد أِسْمٌ
)
مُؤْمِنُوْنَ/مُؤْمِنِيْنَ
|
<=
|
مُؤْمِنٌ + ون/ين
|
كَافِرُوْنَ/كَافِرِيْنَ
|
<=
|
كَافِرٌ + ون/ين
|
Contoh dalam kalimat:
·
Contoh di-rafa’-kan dengan memakai wawu (و),seperti:
جَأَالْمُسْلِمُوْنَ =
orang-orang muslim itu telah datang.
قَدْاَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ = sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman. (Al-Mu’minun: 1).
·
Contoh di-nashab-kan dengan memakai ya (ي),seperti:
رَاَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ =
aku telah melihat orang-orang muslim.
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ وَالتَّوَابِيْنَ = sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berbuat baik dan orang-orang yang tobat.
·
Cotoh di-jar-kan dengan memakai ya (ي),seperti:
بِالْمُسْلِمِيْنَ مَرَرْتُ =
aku telah bersua dengan orang-orang muslim.
لصَّالِحِيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنَ اللّٰهُ جَعَلَنَا =
semoga Allah menjadikan kitadari golongan orang-orang yang beriman lagi
saleh.[4]
BAB III PENUTUP
I.
Kesimpulan
Dalam bahasa arab kita mengenal tiga bentuk jama’,yaitu
jama’ muannats salim, jama’ mudzakkar salim, dan jama’ taksir.
Jama’ Muannats Salim adalah isim jama’ yang
menunjukkan wanita dan beraturan, yakni dengan menambahkan Alif dan Ta’
maftukhah (ت dan ا) di akhirnya dan huruf sebelumnya di fathahkan (ta’ marbutoh
nya di buang). Misalnya : صَالِحَةٌ menjadi صَالِحَاتٌ/
صَالِحَاتٍ.
Tatacara
pembentukan jama’ muannats salim adalah dengan mengubah dari isim mufrod (yang
menunjukkan isim itu wanita/muannats dan biasanya banyak yang diakhiri dengan
ta’ marbutoh) menjadi jamak dengan menambahkan ( ات + ة
أِسْمٌ ).
Jama’ mudzakkar salim adalah Jamak yang
dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki
atau isim jama’ yang menunjukkan
laki-laki dan beraturan dari mufrod yang menunjukkan laki-laki dan yang tidak
ada ta’ marbutoh (ة ), yakni dengan menambahkan (ن و ) di akhirnya yang huruf
sebelumnya dhomah, ataupun menambahkan (ين ) diakhirnya yang huruf sebelumnya
kasrah.Misalnya: مُؤْمِنٌ menjadi مُؤْمِنُوْنَ /
مُؤْمِنِيْنَ
Tata cara pembentukan jama’ mudzakkar
salim adalah dengan mengubah isim mufrod yang menunjukkan laki-laki atau tidak
ada ta’ marbutoh (ة )
diakhirnya dengan menambahkan (ن و ) di akhirnya yang huruf sebelumnya dhomah atau (ين ) diakhirnya
yang huruf sebelumnya kasrah.
Daftar Pustaka
Anwar, Moch.1995.Ilmu
Nahwu Terjrmahan Matan Al-ajurummiyah dan ‘imrithy.Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
[1] Moch.anwar, Ilmu Nahwu,
hlm.47
[2] Moch Anwar, Ilmu
Nahwu,hlm.47, : http://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/kaidah-ilal/kaidah-ilal-ke-1/.
[3] Moch.Anwar, Ilmu Nahwu,
hlm.50
[4] Moch.Anwar, Ilmu Nahwu,
hlm.50, : http://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/kaidah-ilal/kaidah-ilal-ke-2/
mantap terbaik sangat !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
BalasHapusMohon pencerahan... apa arti dan maksud kata "سالم " dalam penyebutan جمع مذكر سالم؟ suwun
BalasHapusKasih dalil jamak muannas salim nya bang biar paham
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus· Contoh di-rafa’-kan dengan memakai( اتٌ ),seperti:
BalasHapusجَأَمُؤْمِنَاتٌ = perempuan-perempuan mu’min itu telah datang.
· Contoh di-nashab-kan dengan memakai (اتٍ ),seperti:
الْحَقِيْبَاتِ رَاَيْتُ = aku telah melihat tas-tas itu.
· Contoh di-jar-kan dengan memakai (اتٍ ),seperti:
تَدْرُسُ فَاطِمَة الى ِالْجَامِعَاتِ = fatimah belajar di kampus-kampus.[2]
Dirafkan, dinasabkan, dijarkan maksudnya diapakan ya kak guntur?
· Contoh di-rafa’-kan dengan memakai( اتٌ ),seperti:
BalasHapusجَأَمُؤْمِنَاتٌ = perempuan-perempuan mu’min itu telah datang.
· Contoh di-nashab-kan dengan memakai (اتٍ ),seperti:
الْحَقِيْبَاتِ رَاَيْتُ = aku telah melihat tas-tas itu.
· Contoh di-jar-kan dengan memakai (اتٍ ),seperti:
تَدْرُسُ فَاطِمَة الى ِالْجَامِعَاتِ = fatimah belajar di kampus-kampus.[2]
Dirafkan, dinasabkan, dijarkan maksudnya diapakan ya kak guntur?
Penerangan yg jelas dan padat
BalasHapusBagus banget dapat di mengerti
BalasHapusJazakillah akhi,bagus serta mudah dimengerti penjelasannya
BalasHapusشكرا بارك الله فيك
BalasHapus