MAKALAH FILSAFAT UMUM
KRITISISME
Makalah Ini Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum
Dosen
Pengampu Bp. Drs.Usman ,SS
Disunsun oleh:
·
GUNTUR
SATRIA JATI (
11410058 )
Kelompok 3
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa
ini banyak orang-orang yang belum mengetahui apa itu filsafat umum. Filsafat
Umum merupakan suatu ilmu yang meninjau persoalan secara ontologis terhadap
sifat,cara berfikir dan realitas dengan refleksi rasional. Banyak hal dalam
kehidupan kita sehari-hari yang belum bisa kita pecahkan.Dengan penggunaan
kritisisme kita bisa hidup lebih maju,karena kita dapat mengkritik setiap hal
yang terjadi dalam kehiduan sehari-hari kita. Dalam penerapannya kita dapat
mengambil hal-hal yang baik dibalik semua masalah yang ada. Pembuatan Makalah
ini ditujukan agar pembaca bisa menerapkan ilmu ini dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara..
B. Tujuan
Mengkaji lebih dalam lagi tentang kritisisme serta penerapannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
C. Rumusan
Masalah
Penulis telah membuat rumusan permasalahan guna untuk mengkaji lebih dalam
lagi tentang materi Filsafat Umum tentang Kritisisme,yaitu :
Apa pengertian kritisisme ?
Apa ciri-ciri dari kritisisme ?
Apa metode-metode dalam kritisisme itu ?
Apa tujuan Kritisisme ?
A. Pengertian
Kritisisme.
Adanya kekeliruan
dan pertentangan–pertentangan mengenai bermacam-macam ajaran, memaksa kita
untuk mempertanggung jawabkan pengetahuan kita. System yang mencoba untuk mempertanggungjawabkan
pengetahuan kita itu dinamakan dengan kritika atau kritisisme.
Kritisisme
berasal dari kata kritika yang merupakan
kata kerja dari krinein yang atinya
memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-mbedakan. Adapun pengetian
yang lebih lengkap adalah penetahuan yang memeriksa dengan teliti , apakah
pengetahuan kita itu sesuai dengan realita dan bagaimanakah kesesuainya dengan
kehidupan kita.[1]
Selain itu
kritisime juga diartikan sebagai pembelajaran yang menyelidiki batasan-batsan
kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. keseluruhan pengertian
tersebut adalah hasil dari buah pemikiran seorang filsuft terkenal yang bernama
Immanuel kant (1724-1804).
Dari
pengertian-pengertian diatas oleh karena itu, corak kritisisme sangatsangat
berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan
rasio secara mutlak.[2]
B. Cirri-Ciri
Kritisisme.
Setiap pemikiran atau gerakan pasti
mempunyai ciri-ciri yang mendasar yang melekat pada sebuah pemikiran, begitu
juga kritisisme yang mempunyai cirri-ciri yang dapat disimpulkan kedalam tiga
hal :
Ø Menganggap
bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
Ø Menegaskan
keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat
sesuatu; karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya
saja.
Ø Menjelaskan
bahwa pengenalan manusia atas semua sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara
peranan unsure anaximenes priori yang berasal dari rasio serta berupa uang dan
waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalamn yang berupa
materi.[3]
Riwayat Hidup Emmanuel Kant.
Emmanuel
Kant lahir di Konigsreg, PerusiaTimur, Jerman. Pada tahun 1724
Masehi. Kant adalah orang yang hidupnya teratur, ia hidup dengan displin dan
tenang, pada tahun 1740, ia belajar di
universitas konigsbreg. Antara tahun 1755 hingga tahun 1770 ia memeberikan kuliah
sebagai dosen prive (sebagai dosen tamu kuliahnya menarik karena ia mengajak mahasiswa
untuk berpikir sendiri, dan sejak tahun 1770 ia menjabat sebagai guru besar di Universitas Konigsbreg.
Dalam kehidupanya kant mengalami tiga periode yaitu
:
1. Periode
rasionalist, dimana ia melaksanakan ilmu alam dan filsafat alam menurut gaya
newton dan wolf, periode ini berakhir pada tahun 1755.
2. Periode filosofist, dimana ia
banyak dipengaruhi oleh hume, setelah karya hume di terjemahkan ke dalam bahasa jerman, pada masa ini ia
berorientasi skeptic tentang pengetahuan filosofis.
3. Periode
kritis dimana ia mendapat penerangan besar tentang nilai-nilai hokum ilmiah,
dengan konsekuensinya. Dan periode ini menjadi periode yang besar dalam
hidupnya karena ia banyak menerbitkan buku- buku karyanya.Diantaranya : kritik
der reinen vernunft. Dan periode ini dimulai pada tahun 1770.[4]
C. Metode
– Metode Emmanuel Kant.
Pada periode kritis, kant menerima
sebagai titik tolak bahwa ada pengertian tertentu yang obyektif. Metodenya
merupakan analisa kriteriologis mengenai titik pangkal itu. Analisa itu
dibedakan kedalam beberapa macam yaitu :
·
Analisa psikologis
: yaitu penelitian proses atau jalan yang factual. Yang didapat dari daya-daya dan
potensi-potensi yang main peranan.dengan
memperhatikan peningkatan taraf kegiatan, inferensi, asosiasi, proses belajar
dan sebagainya.
·
Analisa logis
: dengan cara meneliti hubungan antara unsur-unsur isi pengertiansatu sama
lain.
·
Analisa ontologis
: yaitu analisa yang meneliti realitas subyek dan realitas objek menurut
adanya dan hubungan keduanya yang riil
(kausalitas).
·
Analisa kriteriologis
: yaitu analisa yang hanya menyelidiki relasi formal antara kegiatan subjek
sejauh ia mengartikan dan menilai hal tertentu, dan objek sejauh itu merupakan
fenomin yang ditanggapi. Jadi obyek dan kegiatan subyek hanya diambil dalam
kebersamaan dan relasinya. Kemudian dicari syarat-syarat manakah yang minimal
harus dipenuhi pada pihak subyek.
Titik pangkal metodis
Emmanuel kant.
a. Keragu-raguan.
Kant memulai dengan meragu-ragukan
kemungkinan dan kompetensi metafisik. Sebab menurut dia metafisik tidak pernah
menemukan metode ilmiah yang pasti, untuk memecahkan problemnya.
b. Macam
pengertian.
Filsuf-filsuf sebelum kant, menempatkan
ke-tidak-benaran dalam konsep yang tunggal. Akan tetapi kant meletakkanya dalam
pernyataan atau keputusan lengkap. Ia membedakan dua pengertian yaitu :
i.
Pengertian analitis.
Pengertian yang
selau apriori, yang di tuangkan dalam ilmu pasti.
Sifat pariori :
v Predikat
sudah termuat dalam konsep subyek.
v Tidak
dengan sendirinya mengenai kenyataan.
v Tidak
memberikan pengertian baru.
ii.
Pengertian sintetis.
Sifat sintetis :
·
Relasi subyek dan
predikat tidak bedasarkan obyek riil.
·
Memberikan pengertian
baru.
·
Sintetis terbagi dalam
dua macam yaitu :
ü Aposteriori.
Missal : saya
merasakan panas.
Sifatnya :
Ø Bukan
universal melainkan singular.
Ø Dasar
kebenaran ialah pengalaman subyektif.
ü Apriori.
Missal : hokum
umum seperti air mendidih pada suhu 100oC. bumi berputa pada
porosnya.
Sifatnya :
Ø Pengertian
umum-universal.
Ø Selalu
pasti.
c. Pertanyaan
metodis.
Kant menerima nilai obyektif dari
ilmu-ilmu positif, sebab mereka menghasilkan kemajuan hidup sehari-hariselain
itu ia juga menerima nilai obyektif dari agama dan moral,sebab mereka
memberikan kemajuan dan kebahagiaan. Pengertian itu semua sintetis apriori.
Maka timbulah petanyaan : dasar obyektifitas pengertian semacam itu apa? Sudah
jelas bahwa dasarnya ukan empiris itulah yang akan diteliti oleh Emmanuel kant.[5]
D. Tujuan
Filsafat Emmanuel Kant.
Emmanuel kant mempunyai tujuan dari
filsafatnya,
ia bermaksud memugar sifat objektifitas dunia ilmu pengetahuan. Agar maksud itu
terlaksana maka, orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak dengan
rasionalis dan sifat sepihak dengan empirisme.
Rasionlais mengira bahwa telah menemukan
kunci bagi pembukaan realitas pada diri subyeknya, lepas atau tanpa pengalaman
(empirisme). Sementara empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari
pengalaman saja, dan tanpa akal (rasio).ternyata bahwa empirisme, sekalipun
juga dimulai dengan ajaran yang murni tentang pengalaman, tetapi melalui
idelaisme subyektif bermuara pada suatu skeptisme yang radikal.
Menurut Hume, ada jurang lebar antara
kebenaran-kebenaran rasio murni dengan realitas dalam dirinya sendiri. Akan
tetapi menurut kant, syarat dasar ilmu pengetahuan adalah ;
a. Bersifat
umum dan mutlak
b. Memberi
pengetahuan yang baru.[6]
KESIMPULAN
Ø Kritisisme
berasal dari kata kritika yang merupakan
kata kerja dari krinein yang atinya
memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-mbedakan.
Ø Adapun
pengetian yang lebih lengkap adalah penetahuan yang memeriksa dengan teliti ,
apakah pengetahuan kita itu sesuai dengan realita dan bagaimanakah kesesuainya
dengan kehidupan kita.
Ø Ciri-ciri kritisisme ada 3 , yaitu :
a) Menganggap
bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
b) Menegaskan
keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat
sesuatu; karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya
saja.
c) Menjelaskan
bahwa pengenalan manusia atas semua sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara
peranan unsure anaximenes priori yang berasal dari rasio serta berupa uang dan
waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalamn yang berupa
materi.
Ø Metode-metode kritisisme ada 4, yaitu : Analisa
psikologis, Analisa
logis, Analisa
ontologis dan Analisa kriteriologis.
Ø Tujuan kritisisme adalah memugar
sifat objektifitas dunia ilmu pengetahuan. Agar maksud itu terlaksana maka,
orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak dengan rasionalis dan sifat
sepihak dengan empirisme.
DAFTAR
PUSTAKA
Bakker,
Anton Dr. 1986. Metode-metode filsafat. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Hadi,
A. Soedomo .2006. Logika Filsafat Berpikir.
Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Praja,Juhaya s, prof. Dr.
2003. Aliran-aliran filsafat dan etika.
Jakarta : Pranada
Media.
[1] Soedomo hadi. Logika filsafat
berpikir. Sebelas maret university press. Halaman : 103
[2] Prof.dr.juhaya s. praja. Aliran-aliran filsafat dan etika. Prenada
media. Halaman :114
[3] Prof.dr.juhaya s. praja. Aliran-aliran filsafat dan etika. Prenada
media halaman : 114
[4] Dr. anton bakker. Metode-metode filsafat, ghalia Indonesia halaman
: 87
[5] Dr. anton bakker. Metode-metode filsafat, ghalia Indonesia halaman
: 88-90
[6] Prof.dr.juhaya s. praja. Aliran-aliran filsafat dan etika. Prenada
media halaman : 116
Tidak ada komentar:
Posting Komentar