Minggu, 04 Januari 2015

MAKALAH FILSAFAT UMUM KRITISISME



MAKALAH FILSAFAT UMUM
KRITISISME
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum
Dosen Pengampu Bp. Drs.Usman ,SS

 










Disunsun oleh:

·                 GUNTUR  SATRIA  JATI                   ( 11410058 )



Kelompok 3
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dewasa ini banyak orang-orang yang belum mengetahui apa itu filsafat umum. Filsafat Umum merupakan suatu ilmu yang meninjau persoalan secara ontologis terhadap sifat,cara berfikir dan realitas dengan refleksi rasional. Banyak hal dalam kehidupan kita sehari-hari yang belum bisa kita pecahkan.Dengan penggunaan kritisisme kita bisa hidup lebih maju,karena kita dapat mengkritik setiap hal yang terjadi dalam kehiduan sehari-hari kita. Dalam penerapannya kita dapat mengambil hal-hal yang baik dibalik semua masalah yang ada. Pembuatan Makalah ini ditujukan agar pembaca bisa menerapkan ilmu ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara..

B.     Tujuan
Mengkaji lebih dalam lagi tentang kritisisme serta penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

C.    Rumusan Masalah
Penulis telah membuat rumusan permasalahan guna untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang materi Filsafat Umum tentang Kritisisme,yaitu :
*      Apa pengertian kritisisme ?
*      Apa ciri-ciri dari kritisisme ?
*      Apa metode-metode dalam kritisisme itu ?
*      Apa tujuan Kritisisme ?







A.   Pengertian Kritisisme.
Adanya kekeliruan dan pertentangan–pertentangan mengenai bermacam-macam ajaran, memaksa kita untuk mempertanggung jawabkan pengetahuan kita. System yang mencoba untuk mempertanggungjawabkan pengetahuan kita itu dinamakan dengan kritika atau kritisisme.
Kritisisme berasal dari kata kritika  yang merupakan kata kerja dari krinein yang atinya  memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-mbedakan. Adapun pengetian yang lebih lengkap adalah penetahuan yang memeriksa dengan teliti , apakah pengetahuan kita itu sesuai dengan realita dan bagaimanakah kesesuainya dengan kehidupan kita.[1]
Selain itu kritisime juga diartikan sebagai pembelajaran yang menyelidiki batasan-batsan kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. keseluruhan pengertian tersebut adalah hasil dari buah pemikiran seorang filsuft terkenal yang bernama Immanuel kant (1724-1804).
Dari pengertian-pengertian diatas oleh karena itu, corak kritisisme sangatsangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.[2]

B.   Cirri-Ciri Kritisisme.
        Setiap pemikiran atau gerakan pasti mempunyai ciri-ciri yang mendasar yang melekat pada sebuah pemikiran, begitu juga kritisisme yang mempunyai cirri-ciri yang dapat disimpulkan kedalam tiga hal :
Ø  Menganggap bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
Ø  Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu; karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
Ø  Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas semua sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsure anaximenes priori yang berasal dari rasio serta berupa uang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalamn yang berupa materi.[3]

*      Riwayat Hidup Emmanuel Kant.
              Emmanuel Kant lahir di Konigsreg, PerusiaTimur, Jerman. Pada tahun 1724 Masehi. Kant adalah orang yang hidupnya teratur, ia hidup dengan displin dan tenang, pada tahun 1740, ia belajar di universitas konigsbreg. Antara tahun 1755 hingga tahun 1770 ia memeberikan kuliah sebagai dosen prive (sebagai dosen tamu kuliahnya menarik karena ia mengajak mahasiswa untuk berpikir sendiri, dan sejak tahun 1770 ia menjabat sebagai guru besar di Universitas Konigsbreg.
Dalam kehidupanya kant mengalami tiga periode yaitu :
1.      Periode rasionalist, dimana ia melaksanakan ilmu alam dan filsafat alam menurut gaya newton dan wolf, periode ini berakhir pada tahun 1755.
2.      Periode filosofist, dimana ia banyak dipengaruhi oleh hume, setelah karya hume di terjemahkan ke dalam bahasa jerman, pada masa ini ia berorientasi skeptic tentang pengetahuan filosofis.
3.      Periode kritis dimana ia mendapat penerangan besar tentang nilai-nilai hokum ilmiah, dengan konsekuensinya. Dan periode ini menjadi periode yang besar dalam hidupnya karena ia banyak menerbitkan buku- buku karyanya.Diantaranya : kritik der reinen vernunft. Dan periode ini dimulai pada tahun 1770.[4]




C.   Metode –  Metode Emmanuel Kant.
           Pada periode kritis, kant menerima sebagai titik tolak bahwa ada pengertian tertentu yang obyektif. Metodenya merupakan analisa kriteriologis mengenai titik pangkal itu. Analisa itu dibedakan kedalam beberapa macam yaitu :
·         Analisa psikologis : yaitu penelitian proses atau jalan yang factual.  Yang didapat dari daya-daya dan potensi-potensi  yang main peranan.dengan memperhatikan peningkatan taraf kegiatan, inferensi, asosiasi, proses belajar dan sebagainya.
·         Analisa logis : dengan cara meneliti hubungan antara unsur-unsur isi pengertiansatu sama lain.
·         Analisa ontologis : yaitu analisa yang meneliti realitas subyek dan realitas objek menurut adanya  dan hubungan keduanya yang riil (kausalitas).
·         Analisa kriteriologis : yaitu analisa yang hanya menyelidiki relasi formal antara kegiatan subjek sejauh ia mengartikan dan menilai hal tertentu, dan objek sejauh itu merupakan fenomin yang ditanggapi. Jadi obyek dan kegiatan subyek hanya diambil dalam kebersamaan dan relasinya. Kemudian dicari syarat-syarat manakah yang minimal harus dipenuhi pada pihak subyek.

*      Titik pangkal metodis Emmanuel kant.
a.       Keragu-raguan.
         Kant memulai dengan meragu-ragukan kemungkinan dan kompetensi metafisik. Sebab menurut dia metafisik tidak pernah menemukan metode ilmiah yang pasti, untuk memecahkan problemnya.
b.      Macam pengertian.
        Filsuf-filsuf sebelum kant, menempatkan ke-tidak-benaran dalam konsep yang tunggal. Akan tetapi kant meletakkanya dalam pernyataan atau keputusan lengkap. Ia membedakan dua pengertian yaitu :
                                            i.            Pengertian analitis.
Pengertian yang selau apriori, yang di tuangkan dalam ilmu pasti.
Sifat pariori :
v  Predikat sudah termuat dalam konsep subyek.
v  Tidak dengan sendirinya mengenai kenyataan.
v  Tidak memberikan pengertian baru.
                                          ii.            Pengertian sintetis.
Sifat sintetis :
·         Relasi subyek dan predikat tidak bedasarkan obyek riil.
·         Memberikan pengertian baru.
·         Sintetis terbagi dalam dua macam yaitu :
ü  Aposteriori.
Missal : saya merasakan panas.
Sifatnya :
Ø  Bukan universal melainkan singular.
Ø  Dasar kebenaran ialah pengalaman subyektif.
ü  Apriori.
Missal : hokum umum seperti air mendidih pada suhu 100oC. bumi berputa pada porosnya.
Sifatnya :
Ø  Pengertian umum-universal.
Ø  Selalu pasti.
c.       Pertanyaan metodis.
        Kant menerima nilai obyektif dari ilmu-ilmu positif, sebab mereka menghasilkan kemajuan hidup sehari-hariselain itu ia juga menerima nilai obyektif dari agama dan moral,sebab mereka memberikan kemajuan dan kebahagiaan. Pengertian itu semua sintetis apriori. Maka timbulah petanyaan : dasar obyektifitas pengertian semacam itu apa? Sudah jelas bahwa dasarnya ukan empiris itulah yang akan diteliti oleh Emmanuel kant.[5]







D.  Tujuan Filsafat Emmanuel Kant.
Emmanuel kant mempunyai tujuan dari filsafatnya, ia bermaksud memugar sifat objektifitas dunia ilmu pengetahuan. Agar maksud itu terlaksana maka, orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak dengan rasionalis dan sifat sepihak dengan empirisme.
Rasionlais mengira bahwa telah menemukan kunci bagi pembukaan realitas pada diri subyeknya, lepas atau tanpa pengalaman (empirisme). Sementara empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman saja, dan tanpa akal (rasio).ternyata bahwa empirisme, sekalipun juga dimulai dengan ajaran yang murni tentang pengalaman, tetapi melalui idelaisme subyektif bermuara pada suatu skeptisme yang radikal.
Menurut Hume, ada jurang lebar antara kebenaran-kebenaran rasio murni dengan realitas dalam dirinya sendiri. Akan tetapi menurut kant, syarat dasar ilmu pengetahuan adalah ;
a.       Bersifat umum dan mutlak
b.      Memberi pengetahuan yang baru.[6]










*      KESIMPULAN

Ø  Kritisisme berasal dari kata kritika  yang merupakan kata kerja dari krinein yang atinya  memeriksa dengan teliti, menguji, membeda-mbedakan.
Ø  Adapun pengetian yang lebih lengkap adalah penetahuan yang memeriksa dengan teliti , apakah pengetahuan kita itu sesuai dengan realita dan bagaimanakah kesesuainya dengan kehidupan kita.
Ø  Ciri-ciri kritisisme ada 3 , yaitu :
a)      Menganggap bahwa obyek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
b)      Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu; karena rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
c)      Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas semua sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsure anaximenes priori yang berasal dari rasio serta berupa uang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalamn yang berupa materi.
Ø  Metode-metode kritisisme ada 4, yaitu : Analisa psikologis, Analisa logis, Analisa ontologis dan Analisa kriteriologis.
Ø  Tujuan kritisisme adalah memugar sifat objektifitas dunia ilmu pengetahuan. Agar maksud itu terlaksana maka, orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak dengan rasionalis dan sifat sepihak dengan empirisme.





DAFTAR PUSTAKA

Bakker, Anton Dr. 1986. Metode-metode  filsafat. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Hadi, A. Soedomo .2006. Logika Filsafat Berpikir. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Praja,Juhaya s, prof. Dr. 2003. Aliran-aliran filsafat dan etika. Jakarta : Pranada Media.





[1] Soedomo hadi. Logika filsafat berpikir. Sebelas maret university press. Halaman : 103
[2] Prof.dr.juhaya s. praja. Aliran-aliran filsafat dan etika. Prenada media. Halaman :114
[3] Prof.dr.juhaya s. praja. Aliran-aliran filsafat dan etika. Prenada media halaman : 114
[4] Dr. anton bakker. Metode-metode filsafat, ghalia Indonesia halaman : 87
[5] Dr. anton bakker. Metode-metode filsafat, ghalia Indonesia halaman : 88-90
[6] Prof.dr.juhaya s. praja. Aliran-aliran filsafat dan etika. Prenada media halaman : 116

Tidak ada komentar:

Posting Komentar