Minggu, 04 Januari 2015

MAKALAH KHAT KALIGRAFI “LAILAHAILLALLAH MUHAMMAD RASULLULLAH”



MAKALAH KHAT KALIGRAFI
“LAILAHAILLALLAH MUHAMMAD RASULLULLAH”
Dosen Pengampu : Bp. Supantono M. Hum,



Disusun oleh :
Guntur Satria Jati (11410058)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Dzat yang menciptakan manusia dengan penciptaan yang sebaik-baiknya, serta menyempurnakan dengan akal dan membimbing dengan menurunkan para utusan pilihan-Nya. Serta yang telah memberikan petunjuk dan pertolongan-Nya melalui nikmat iman dan islam kepada kita semua.
            Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat yang telah memberikan petunjuk bagi manusia sehingga bisa menuju jalan yang terang benderang yaitu Agama yang kita cintai ini (islam).
            Rasa syukur ini saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah baik berupa iman dan nikmat kesabaran sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dari awal hingga akhir, saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Budaya dan Seni dalam Islam Bapak Supantono M. Hum.
            Saya hanya dapat berdo’a semoga amal kebaikan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dengan penuh kesadaran diri saya menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran sangat saya harapkan. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi saya pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 21 Juni 2013

Penulis




BAB IIPENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Arti seutuhnya kata kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis sebagaimana menulisnya dan membentuknya mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya.[1]
Kaligrafi merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau digayakan sehingga mempunyai nilai estetika. Keindahan bentuk ini mempunyai pengertian yang umum, artinya bentuk huruf tersebut tidak hanya berlaku untuk huruf-huruf tertentu atau asal dari jenis huruf tertentu. Salah satu contoh, misalnya kaligrafi tidak hanya berlaku untuk bentuk atau jenis huruf Arab (Hijaiyyah) saja, tetapi dapat juga berlaku untuk jenis-jenis huruf yang lain. Sehingga kata kaligrafi berlaku untuk umum, keindahan hurufnya bersifat umum, universal dan global. Kaligrafi tidak hanya untuk mengungkapkan secara visual ayat atau surat-surat yang ada di Al Quran dan Al Hadits saja, tetapi juga bisa untuk mengungkapkan kalimat-kalimat sastra yang berbentuk huruf Latin, huruf China, huruf Jepang, huruf India, huruf Sansekerta maupun huruf Jawa.
Ada berbagai macam khat salah satunya yaitu khat diwani. Khat Diwani merupakan salah satu jenis khat yang dicipta oleh penulis khat pada zaman pemerintahan Kerajaan ‘Uthmaniyah. Ibrahim Munif adalah orang yang mencipta kaedah dan menentukan ukuran tulisan khat Diwani. Khat Diwani dikenali secara rasmi selepas negeri Qostantinopal ditawan oleh Sultan ‘Uthmaniyah, Muhammad al-Fatih pada tahun 857 Hijrah.

Saya mengambil ayat syahadat yang berbunyi Lailahaillahu Muhammad Rasulullah dalam karya kaligrafi yang saya buat. Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
BAB IIISI
A.    Pembahasan Karya
Saya memilih khat diwani dalam karya kaligrafi ini. Khat Diwani merupakan salah satu jenis khat yang dicipta oleh penulis khat pada zaman pemerintahan Kerajaan ‘Uthmaniyah. Ibrahim Munif adalah orang yang mencipta kaedah dan menentukan ukuran tulisan khat Diwani. Khat Diwani dikenali secara rasmi selepas negeri Qostantinopal ditawan oleh Sultan ‘Uthmaniyah, Muhammad al-Fatih pada tahun 857 Hijrah.

Khat Diwani digunakan sebagai tulisan rasmi di jabatan-jabatan kerajaan. Seterusnya, tulisan ini mula berkembang ke segenap lapisan masyarakat. Kebiasannya tulisan khat Diwani ini digunakan untuk menulis semua pekeliling pentadbiran, keputusan kerajaan serta surat menyurat rasmi dan pada masa sekarang ianya digunakan untuk menulis watikah, sijil dan untuk hiasan.

Khat Diwani terbahagi kepada 2 jenis iaitu Diwani biasa dan Diwani Mutarabit (bercantum). Akan tetapi, khat Diwani biasa yang banyak digunakan dan diamalkan oleh penulis-penulis khat terkenal berbanding khat Diwani Mutarabit. Asas bentuk bagi kedua-dua jenis khat Diwani ini adalah berbentuk bulat dan melengkung. Ianya ditulis dengan cara yang lembut dan mudah dibentuk mengikut kehendak penulis.

Keistimewaan khat Diwani dapat dilihat pada kesenian bentuk hurufnya yang melengkung dan memerlukan kemahiran penulis khat itu menulisnya dengan lembut dan menepati kaedah. Hashim Muhammad al-Baghdadi dan Syed Ibrahim merupakan antara penulis khat yang terkenal dengan khat Diwani.
Ayat dalam karya kaligrafi ini yaitu kalimat syahadat. Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
Masyarakat muslim adalah masyarakat yang melambangkan prinsip-prinsip dan smua hal-hal yang penting. Tanpa terlambangnya prinsip dan hal-hal yang penting itu dalam perwujudan masyarakat, maka masyarakat itu tidak dapat dikatakan masyarakat islam.
      Ciri pertama yang membedakan wujud masyarakat muslim ada bahwa masyarakat ini berdiri atas dasar penghambatan diri manusia kepada Allah semata dalam seluruh persoalan. Penghambatan ini dilambangkan dan dibentuk oleh syahadat La ilaha illa Allah, MuhammadRaasulullah.

B.     Proses Pembuatan Karya
·         AlatdanBahan:
Gambar 1:


 








                                                                                                                             
                                                                                                                             



Gambar 2:







                                                                                                                              





Gambar3 :





















BAB IIIPENUTUP
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
Masyarakat muslim adalah masyarakat yang melambangkan prinsip-prinsip dan smua hal-hal yang penting. Tanpa terlambangnya prinsip dan hal-hal yang penting itu dalam perwujudan masyarakat, maka masyarakat itu tidak dapat dikatakan masyarakat islam.
      Ciri pertama yang membedakan wujud masyarakat muslim ada bahwa masyarakat ini berdiri atas dasar penghambatan diri manusia kepada Allah semata dalam seluruh persoalan. Penghambatan ini dilambangkan dan dibentuk oleh syahadat La ilaha illa Allah, MuhammadRaasulullah.
Dari pembahasan yang telah di kemukakan di atassecarakonklusifdapat kami ambilbeberapakesimpulansebagaiberikut:
1.      Pengucapanimantercermindalamucapankalimahsyahadah: ash-hadu an-la ilahaillallah, waasy-haduannamuhammadanrasulullah, karenaimanpadadasarnyaadalahpercayadanmembenarkanbahwatiadaTuhanselain Allah danNabi Muhammad adalahutusan Allah.
2.      DalammengungkapkanSyahadatterdapatbeberapasyarat yang perludipenuhi, yaitu: ilmu, yakin, ikhlas, benar, taslimdanqobul.
3.      Syahadatadalahrukunislam yang pertamadarishalat, puasa, zakat dan haji.
4.      Syahadatbisarusakdanbisabatalbilaseseorangmelakukansesuatubukankarena Allah atauatasizin-Nya.
Demikianmakalahini kami susun.Punulismenyadaridalammakalahinimasihbanyaksekalikekurangandanjauhdarikesan “sempurna”.Olehkarenaitu, kritikdan saran yang kontruktifsangatpenulisharapkan demi kesempurnaanmakalahsayaselanjutnya.Akhirnyasemogamakalahinibisabermanfaatbagisiapasaja yang membacanya.Amien.






Awang, Ramli, akidahpenghayatantauhid Al-Qur’an, Kuala Lumpur: Universitasteknologi Malaysia, 2005
Daradjat,Zakiah, Dasar-Dasar Agama Islam,Jakarta: Bulan Bintang,1996
Elmubarok, Zaim, mengenalislam,Semarang:UPT MKU UNNES,2008
Hawwa, Sa’id, Al-Islam SyahadataindanFFenomenaKekufuran, Jakarta: Al-Ishlahy, 1990
Kusumamihardja, Supan, StudiaIslamica, Bogor: PT GirimuktiPasaka, 1984
Syukur, Amin, PengantarStudi Islam, Semarang: Pustakanuun, 2002
Zain, Habib, MengenalmudahRukun Islam, RukunIman, RukunIhsansecaraterpadu, Bandung: Al-Bayan, 1998





[1]D. Sirojuddin AR., Seni Kaligrai Islam, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, cet. I, edisi II, Mei 2000), hlm. 3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar