MAKALAH PENGANTAR
PSIKOLOGI
BAHASA
Makalah Ini
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Dosen Pengampu Bp.Nur
Munajat
Disunsun oleh:
·
GUNTUR SATRIA JATI ( 11410058 )
Kelompok 6
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
1.Pengertian Bahasa
Dalam kamus umum, dalam hal ini
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi
yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk
melahirkan perasaan dan pikiran.
Jalaludin Rakhmat (1992:269),
seorang pakar komunikasi, melihat bahasa dari dua sisi yaitu sisi formal dan
fungsional.
·
Secara formal,
bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat
menurut tatabahasa.
·
Sedangkan secara fungsional, bahasa diartikan
sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Definisi yang diajukan Rakhmat ini tampak
mencoba merangkum pengertian umum dengan pendapat linguis.
Istilah sisi formal yang
dikemukakan Rakhmat mirip dengan istilah
sistem, sedangkan sisi fungsional sejalan dengan bahasa sebagai alat
komunikasi.
Dari sudut pandang psikologi,
karena bahasa itu sebuah sistem simbol terstruktur, maka bahasa bisa dipakai
sebagai alat berpikir, merenung, bahkan untuk memahami segala sesuatu.
Dengan melihat deretan definisi
tentang bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak dan bervariasi
definisi tentang bahasa yang bisa kita temui. Variasi itu wajar terjadi karena
sudut pandang keilmuan mereka yang juga berbeda. Meskipun demikian,variasi
tersebut terletak pada penekanannya saja, akan tetapi hakikatnya sama. Ada yang menekankan bahasa pada fungsi
komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem.
Secara sederhana, bahasa dapat
diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati.
Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem
lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem,
artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan
dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang
bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap
lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat
disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang
bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa
dimakan orang sebagai makanan pokok’.
2. Perkembangan Bahasa dan Bentuk-Bentuk Bahasa
Perkembangan bahasa
dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan
bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik atau pra
bahasa (0-4 tahun) dan Linguistik atau periode bahasa (1-5tahun). Periode Bahasa/Linguistik
Sedangkan
periode bahaa atau Linguistik terbagi dalam tiga fase, yaitu:
•
Fase satu
kata atau Holofrase
•
Fase lebih
dari satu kata (18 bulan)
•
Fase ketiga
adalah fase diferensiasi ( 2,5 TAHUN)
Tahap Perkembangan Bahasa,yaitu:
•
mengoceh
(3-6 bulan)
•
kata pertama yang dipahami (6-9
bulan) {fase
satu kata atau Holofrase}
•
instruksi sederhana yang
dipahami (9-12 bulan)
•
kata
pertama yang diucapkan (10-15 bulan)
•
penambahan dan penerimaan kosa
kata (lebih dari 300 kata pada usia 2 tahun).
•
tiga tahun ke depan kosa kata
akan berkembang lebih pesat lagi
•
Anak Sulit Memahami Isi
Pembicaraan Orang Lain
•
Kurang perbendaharaan
•
Bicara orang lain terlalu cepat
•
Kata-kata baru
Bentuk komunikasi prabicara, antara lain :
1.
Tangisan
2.
Ocehan (celoteh)
3.
Isyarat
4.
Ungkapan emosional
3. Hakikat Bahasa
a) Bahasa itu sistematik,
Sistematik artinya beraturan atau berpola.
Bahasa memiliki sistem bunyi dan sistem makna yang beraturan. Dalam hal bunyi,
tidak sembarangan bunyi bisa dipakai sebagai suatu symbol dari suatu rujukan (referent) dalam berbahasa.
Bunyi mesti diatur sedemikian rupa sehingga terucapkan.Kata pangilan tidak mungkin muncul secara alamiah, karena tidak
ada vokal di dalamnya.Kalimat Pagi ini
Faris pergi ke kampus, bisa dimengarti karena polanya sitematis, tetapi kalau
diubah menjadi Pagi pergi ini kampus ke Faris tidak bisa dimengarti karena melanggar
sistem.Bukti lain, dalam struktur morfologis bahasa Indonesia, prefiks me- bisa
berkombinasi dengan dengan sufiks –kan dan –i seperti pada kata membetulkan dan
menangisi. Akan tetapi tidak bisa berkombinasi dengan ter-. Tidak bisa dibentuk
kata mentertawa, yang ada adalah mentertawakan atau tertawa. Mengapa demikian ?
Karena bahasa itu beraturan dan berpola.
b)Bahasa
itu manasuka (Arbitrer)
Manasuka
atau arbiter adalah acak , bisa muncul tanpa alasan. Kata-kata (sebagai
simbol) dalam bahasa bisa
muncul tanpa hubungan logis dengan yang disimbolkannya.Mengapa makanan khas yang berasal dari Garut itu disebut
dodol bukan dedel atau dudul ? Mengapa binatang panjang kecil berlendir itu kita sebut
cacing ? Mengapa tumbuhan kecil itu disebut rumput, tetapi mengapa dalam bahasa
Sunda disebut jukut, lalu dalam bahasa Jawa dinamai suket ? Tidak adanya alasan
kuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas atau yang sejenis dengan
pertanyaan tersebut.Bukti-bukti
di atas menjadi bukti bahwa bahasa memiliki sifat arbitrer, mana suka, atau
acak semaunya.
Pemilihan bunyi dan kata dalam hal ini
benar-benar sangat bergantung pada konvensi atau kesepakatan pemakai
bahasanya.Orang Sunda menamai suatu jenis buah dengan sebutan
“cau”, itu
terserah komunitas orang Sunda, biarlah orang Jawa menamakannya gedang, atau orang Betawi
menyebutnya pisang.Ada memang kata-kata tertentu yang bisa dihubungkan secara
logis dengan benda yang dirujuknya seperti kata
4. Karakteristik Bahasa
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah
sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara
karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan
manusiawi.
v Bahasa
Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan
antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan
tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu.
Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat
yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.Meskipun bersifat abritrer,
tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi
hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya,
lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang
dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika
dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
v Bahasa
Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan
sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran
yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS.
Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata,
tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak
terbatas.
v Bahasa
Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa
itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis,
morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja
terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang
tenggelam, tidak digunakan lagi.
v Bahasa
Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola
tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis
maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda
dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di
Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
v Bahasa
Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya
dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai
alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif
dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau
naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari
bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.
5.Macam-Macam Bahasa Ditinjau dari Jenisnya
•
Bahasa Tubuh (Body Language)
Bahasa tubuh adalah cara
seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu
melalui gerak, isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya
tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh.
•
Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi
yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi sering kali menyadari bahwa
dengan mempergunakan bahasa tubuh anak belum dapat terpenuhi kebutuhannya.
6.Fungsi-fungsi bahasa
Konsep bahasa adalah alat untuk
menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan.Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi
untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi
persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to
what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut
penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
v Fungsi
Personal atau Pribadi
Dilihat dari sudut penutur,
bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa
yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa,
tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal
ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah
atau gembira.
v Fungsi
Direktif
Dilihat dari sudut pendengar
atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku
pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan
sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki
pembicara.
v Fungsi
Fatik
Bila dilihat segi kontak antara
penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi
menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau
solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola
tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena
itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan fatik ini
biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan
kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan
tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.
v Fungsi
Referensial
Dilihat dari topik
ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek
atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada
umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa
itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur
tentang dunia di sekelilingnya.
v Fungsi
Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari segi kode yang
digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa
itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan
untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain.
Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau
menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa di
mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
v Fungsi
Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat
(message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif. Bahasa itu
dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang
sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini
biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang
digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.
v Bahasa
sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada
sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak
tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya,
melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah
kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun
untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui
tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri
seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu
tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk
mencapai tujuan tertentu.
Bahasa Berfungsi:
•
Sebagai pemuas kebutuhan dan
keinginan.
•
Sebagai alat untuk menarik
perhatian orang lain.
•
Sebagai alat untuk membina
hubungan sosial.
•
Sebagai alat untuk mengevaluasi
diri sendiri.
•
Untuk dapat mempengaruhi
pikiran dan perasaan orang lain.
•
Untuk mempengaruhi perilaku
orang lain.
7.Hal-Hal Atau
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
•
Faktor kognitif individu
merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan pada perkembangan bahasa anak.
Kemampuan anak berbahasa tergantung pada kematangan kognitifnya. Tahap awal
perkembangan intelektual anak terjadi dari lahir-2 tahun, pada masa itu anak
mengenal dunianya melalui sensasi yang didapat dari inderanya dan membentuk
persepsi mereka akan segala hal yang berada di luar dirinya. Misalnya, sapaan
lembut dari ibu/ayah ia dengar dan belaian halus, ia rasakan.
•
Kematangan alat berbicara.
Misalnya ternggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan lain-lain
dapat mempengaruhi kematangan berbicara.
•
Kesiapan berbicara
Kesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan
otak. Kesiapan dimaksud biasanya di mulai sejak anak berusia antara 12-18
tahun, yang disebut teachable moment dari perkembangan bicara.
•
Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan
timbul frustasi dan bahkan seringkali marah yang tidak dimengerti penyebabnya
oleh orang tua atau lingkungannya.
•
Motivasi untuk belajar dan
berlatih
Memberi motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi
anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak.
•
Bimbingan
Bimbingan bagi anak sangat penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh
karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model yang baik bagi
anak.
8.Hambatan Bahasa
•
Anak sering menangis (cengeng)
Anak yang sering kali menangis dengan
berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi
fisik, gangguan tersebut dapat berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis
dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul
adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai.
9.Beda bahasa dan bicara
•
Terdapat perbedaan yang
signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara.
•
Bahasa mencakup segala bentuk
komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat,
bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni.
•
Bicara adalah bahasa lisan yang
merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting
serta paling banyak dipergunakan.
•
Adanya model.
•
Model yang baik dapat menjadi sumber belajar
yang dapat dicontoh oleh anak. Anak membutuhkan model tertentu agar dapat
melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain
sehingga menjadi suatu kelimat yang berarti.
Kesimpulan
v Bahasa
adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.Bahasa adalah sebuah
sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara
tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap
lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.
v Tahap Perkembangan Bahasa,yaitu:
•
mengoceh
(3-6 bulan)
•
kata pertama yang dipahami (6-9
bulan) {fase
satu kata atau Holofrase}
•
instruksi sederhana yang
dipahami (9-12 bulan)
•
kata
pertama yang diucapkan (10-15 bulan)
•
penambahan dan penerimaan kosa
kata (lebih dari 300 kata pada usia 2 tahun).
•
tiga tahun ke depan kosa kata
akan berkembang lebih pesat lagi
•
Anak Sulit Memahami Isi
Pembicaraan Orang Lain
•
Kurang perbendaharaan
•
Bicara orang lain terlalu cepat
•
Kata-kata
baru
v Bahasa itu
sistematik, Sistematik
artinya beraturan atau berpola. Bahasa memiliki sistem bunyi dan sistem makna
yang beraturan.
v Bahasa itu
manasuka (Arbitrer),Manasuka atau arbiter adalah acak , bisa muncul tanpa
alasan. Kata-kata (sebagai simbol) dalam bahasa bisa muncul tanpa hubungan logis dengan yang
disimbolkannya.
v Bahasa Berfungsi:
•
Sebagai pemuas kebutuhan dan
keinginan.
•
Sebagai alat untuk menarik
perhatian orang lain.
•
Sebagai alat untuk membina
hubungan sosial.
•
Sebagai alat untuk mengevaluasi
diri sendiri.
•
Untuk dapat mempengaruhi
pikiran dan perasaan orang lain.
•
Untuk mempengaruhi perilaku
orang lain.
Daftar Pustaka
Al-Ghazali,Tommy.2010.Pengertian
Bahasa, Karakteristik Bahasa dan Fungsi Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta
Widiarso,Wahyu.2005.Pengaruh Bahasa pada Pikiran.UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar