Minggu, 04 Januari 2015

Bloom Hirarkis

PROSEDUR PENGEMBANGAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
( Oleh : Drs. M. Jamroh Latief, M.Si. )*[1]

I.     PENDAHULUAN
            Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya tercermin pada rumusan visi, misi dan tujuan institusi pendidikan. Akan tetapi dikembangkan dan dideskripsikan dalam kurikulum dan silabus yang kemudian dijabarkan lebih lanjut oleh guru dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari masing-masing matapelajaran. Bahkan secara ekstrim dikatakan bermutu atau tidaknya lulusan institusi pendidikan, tergantung bagaimana perancanaan guru mengajar. Kurikulum dan silabus yang sama dengan peserta didik yang relatif sama, akan tetapi hasil pendidikannya berbeda karena perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru juga berbeda.
          RPP  adalah perencanaan pembelajaran yang dirumuskan dan disusun oleh guru yang mengampu matapelajaran. Tentuanya apa yang dirumuskan dan disusun oleh guru merupakan deskripsi proses berlangsungnya pembelajaran. Sehingga perencanaan dapat diartikan sebagai abstraksi dari pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya akan terjadi di kelas ketiga guru mengajar. Artinya, seseorang yang hanya membaca perencanaan yang disusun oleh guru, sudah terbayang bagaimana nantinya proses pembelajaran itu terjadi. Oleh karenanya merancang dan sekaligus menyusun perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP menjadi penting artinya bagi para guru. Hal ini dimaksudkan agar guru tidak melakukan“malpraktek” dalam mengajar, maka moto yang harus dimiliki setiap guru adalah “ menulis apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis”. Meskipun dalam pelaksanaannya tidak mutlak, akan tetapi sudah ada upaya untuk meminimalkan kemungkianan-kemungkinan yang akan terjadi di lapangan.
           Secara umum, pendidikan dan pelatihan profesinalisme guru ini memberikan wawasan dan penyegaran kembali bagi para peserta terhadap pengalamannya dalam menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipraktikkan selama ini. Secara khusus, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini para pesera diharapkan : 1) memiliki wawasan prinsip dasar dalam merumuskan standar kompetensi dan memiliki keterampilan dalam menjabarkann kompetensi dasar ke indikator kompetensi secara spesifik operasional, 2) memilih dan menentukan variasi strategi atau metode mengajar yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar, dan 3) menentukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai alokasi yang waktu yang tersedia, sehingga aktivitas apa yang dilakukan peserta didik dalam belajar tercermin dalam skenario pemebelajaran.

II.   PENGERTIAN DAN MANFAAT
           Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP) adalah seperangkat rencana kegiatan pembelajaran yang mendeskripsikan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang disusun secara sistematis berdasarkan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling terkait untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.  
          Secara hirarkhis, RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dari kurikulum dan silabus. Jika kurikulum dipandang sebagai kebijakan operasional pendidikan yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk silabus, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggambarkan acting kegiatannya dalam proses pembelajaran, Oleh karena itu, RPP bisa disusun untuk satu kali pertemuan atau beberapa kali pertemuan.  RPP atau apapun nama sebutannya (COL, SAP, RPP, maupun RP) memiliki peran penting untuk memandu guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik. Perencanaan pembelajaran ini merupakan langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Untuk itu, ada beberapa manfaat dari RPP, yaitu antara lain :
1.      Sebagai panduan dan arah kegiatan dalam mencapai kompetensi.
2.      Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran.
3.      Sebagai pedoman kerja baik guru maupun peserta didik dalam pembelajaran.
4.      Sebagai alat ukur untuk mengetahui efektif tidaknya kegiatan pembelajaran, dsb.



III.     LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP
        Dalam pengembangan kurikulum dan silabus KBK maupun KTSP, perencanaan pembelajaran menggunakan instrumen RPP. Unsur-unsur yang harus ada dalam instrumen tersebut adalah : 1) rumusan kompetensi, 2) pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, 3) pemilihan sumber dan media pembelajaran, 4) skenario atau kegiatan pembelajaran, dan 5) penilaian hasil belajar. Dari lima unsur pokok tersebut, guru diberi kewenangan untuk mengembangkan dan menjabarkan lebi lanjut dalam bentuk RPP.
          Kesulitan sebagian guru dalam menyusun RPP biasanya terdapat pada : pertama perumusan standar kompetensi, kedua menjabarkan standar kompetensi ke kompetensi dasar, ketiga menjabarkan kompetensi dasar ke indikator kompetensi, keempat memilih dan menetukan variasi strategi atau metode pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai, dan kelima skenario atau kegiatan pembelajaran belum terjabarkan secara konkrit, kegiatan apa yang dilakukan peserta didik dalam belajar. Sehingga terkesan dalam pembelajarannya itu, guru yang lebih aktif bukan peserta didiknya.

A.    Standar Kompetensi
 Standar adalah batas ukuran dan arah kemampuan yang harus dimiliki peseta didik. Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat utuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang tertentu. Standar Kompetensi berarti kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Dengan kata lain, standar kompetensi adalah kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik terhadap matapelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, biasanya dalam satu matapelajaran hanya ada satu rumusan standar kompetensi yang bersifat komprehensif yang mencakup standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard).  Standar isi berupa kemampuan peserta didik untuk menguasai materi, sedangkan standar performance berupa kemampuan berekspressi peserta didik dengan materi yang dimilikinya.


B.     Kompetensi Dasar
             Kompetensi dasar adalah pernyataan kemampuan minimal atau memadai berupa pengetahuan, keterampilan , sikap dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan  satu aspek dari standar kompetensi. Oleh karenanya kompetensi dasar merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Dalam RPP biasanya rumusan kompetensi dasarnya lebih dari satu rumusan. Salah satu pertimbangan dalam merumuskan kompetensi dasar adalah cakupan materi yang diberikan. Semakin luas cakupan materi yang diberikan, berarti semakin banyak rumusan kompetensi dasarnya. Istilah yang digunakan dalam rumusan kompetensi dasar masih menggunakan kata kerja yang memungkinkan untuk dijabarkan secara spesifik operasional.

C.     Indikator Kompetensi
           Indikator yang dimaksud adalah indikator atau tanda-tanda pencapaian hasil belajar. Sehingga indikator kompetensi merupakan rumusan kompetensi secara spesifik yang menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda penguasaan suatu kompetensi. Apabila serangkaian indikator dalam suatu kompetensi telah tercapai, berarti target kompetensi tersebut telah terpenuhi. Semakin banyak indikator kompetensi yang di rumuskan, maka semakin baik ketercapaian terhadap kompetensi dasar yang dirumuskan.
            Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam merumuskan indikator kompetensi :
1.      Sasaran hasil belajar yang akan dicapai harus jelas (Kognitif, afektif atau psikomotorik).
2.      Rumusan indikator kompetensi sebaiknya bervariasi dari level berpikir rendah ke level berpikir yang sulit. Dari tingkat berpikir sederhana ke level berpikir yang kompleks.
3.      Indikator kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional, yakni hasilnya dapat diukur, diamati atau dinilai. Tingkat atau level berpikir itu akan tercermin pada kata-kata kerja operasional yang digunakan.
4.      Jika kesulitan dalam merumuskan indikator kompetensi, dapat mencermati ulang dari uraian bahan atau materi pelajaran yang akan diberikan.

D.    Materi Pembelajaran.
           Pokok-pokok materi pembelajaran yang dipelajari peserta didik adalah sebagai sarana mencapai suatu kompetensi matapelajaran. Guru diberi kewenangan untuk meramu materi dari berbagai sumber. Jenis materi berupa pengetahuan, keterampilan, sikap - fakta, konsep, prinsip dan posedur.
           Penjabaran bahan atau materi pokok perlu memperhatikan kreteria : validity, significance, utility, learnibility dan interes. 1) Validity berkaitan dengan tingkat kesesuaian dan keterujian materi. Penjabaran materi untuk mencapai suatu kompetensi tertentu perlu mempertimbangkan tingkat kesesuaian dan keterujian materi yang akan diajarkan. 2) Significance berkaitan dengan tingkat kepentingan, kebermaknaan dan sumbangan materi terhadap pencapaian kompetensi, sehingga materi itu benar-benar penting untuk dipelajari. 3) Utility berkiatan dengan tingkat manfaat, faedah atau kegunaan materi pembelajaran bagi peserta didik, baik secara akademik maupun non-akademik, untuk melanjutkan belajar pada jenjang lebih tinggi maupun untuk hidup di masyarakat. 4) Learnibility berkaitan dengan kemungkinan materi tersebut untuk dipelajari baik berkaitan dengan ketersediaan maupun kelayakan materi untuk dipelajari. 5) Interest berkaitan dengan tingkat ketertarikan materi sehingga dapat mendorong dan membangkitkan  semangat belajar peserta didik untuk mengadakan pengkajian lebih lanjut.

E.     Strategi Pembelajaran
                  Strategi atau metode pengelolaan pembelajaran merupakan komponen yang berkaitan dengan interaksi antara guru atau pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan sesama mereka, peserta didik dengan sumber belajar dan sebagainya.  Pertimbangan utama ketiga guru memilih dan menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan, tentunya berdasarkan indikator kompetensi yang akan dicapai, karakateristik dari materi pembelajaran yang akan diberikan, kondisi peserta didik, alokasi waktu yang disediakan, dan yang lebih penting lagi adalah bagaimana penguasaan guru terhadap berbagai variasi strategi pembelajaran itu sendiri.
                  Spirit learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be perlu dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran dan hal itu tercermin pada strategi pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran konventional : ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan sebagainya perlu ditingkatkan dengan strategi pembelajaran aktif (active learning) atau sekarang juga dikenal dengan istilah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
            Jadi kalau misalnya rumusan indikator kompetensinya adalah siswa dapat menjelaskan, membandingkan, mengklasifikasi dan mengidentifikasi, maka strategi pembelajaran yang digunakan bisa menggunakan Everyone is A Teacher Here, The Power of Two, Card Sort, Student-created Case Studies, Index Card Match. Dari berbagai strategi yang digunakan itu nanti dijabarkan lebih lanjut pada skenario atau langkah-langkah pembelajaran, sehingga tampak siapa melakukan kegiatan belajar apa. Urut-urutan proses pembelajaran pada skenario dirumuskan berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan. Alat kontrolnya adalah indikator kompetensi yang sudah dirumuskan oleh guru.

F.      Media dan Sumber Belajar.
            Media pembelajaran merupakan alat bantu untuk menampilkan atau menyajikan informasi berupa materi atau bahan yang diajarkan, ilustrasi, gambar, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan minat, perhatian dan konsentrasi (fokus) peserta didik terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Oleh karenanya media pembelajaran tidak hanya terbatas pada Overhead Projector (OHP), Lacer Compact Disc Projector (LCD), Opaque Projector yang serba elektronik. Tetapi guru sebenarnya bisa menggunakan alat bantu lain (non-elektronik) yang sengaja dirancang untuk menampilkan informasi pembelajaran. Misalnya guru bisa menyiapkan gambar, mock-up/torso, speciment, potongan-potongan kertas, lakban, kertas plano, kertas sticky notes, pronto stick notes, post-it notes, static magic paper sebagai pengganti papan tulis, dan sebagainya.
            Sumber belajar selain orang (dalam hal ini guru, para ahli, tokoh agama, tokoh masyarakat), juga berupa bahan cetak seperti buku, jurnal, majalah, koran dsb. Bahan hasil rekaman bisa berujud kaset, CD, VCD, atau sekarang ini para peserta didik banyak mengakses informasi lewat internet.  
G.    Skenario pembelajaran
            Langkah-langkah atau skenario pembelajaran biasanya dibagi menjadi tiga tahapan : intro atau pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada tahap pendahuluan dan tahap penutup biasanya para guru tidak banyak mengalami kesulitan dalam merumuskannya. Akan tetapi berdasarkan pengalaman yang ada menunjukkan bahwa sebagian para guru mengalami kesulitan ketika harus mendeskripkan dan merumuskan langkah-langkah inti kegiatan belajar. Meskipun tidak sedikit dijumpai ketika di lapangan atau di kelas yang sesuangguhnya, para guru banyak melakukan aktivitas belajar yang tidak tertulis dalam RPP.  Akar permasalahannya berdasarkan pengamatan yang ada, sebagian para guru kurang memiliki wawasan dan variasi strategi pembelajaran yang digunakan. Implikasinya adalah ketika menyusun RPP pada unsur atau komponen langkah-langkah pembelajaran, sebagian para guru mengalami kesulitan.
           Berikut ini sekedar ilustrasi atau gambaran untuk dijadikan pertimbangan ketika akan merumuskan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan pada skenario pembelajaran :
Mata Pelajaran     : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pokok Bahasan    : Kenampakan Alam Utama di Berbagai Wilayah Indoenesia.
Kelas / Semester  : V / satu
Waktu                  : 2 x 35 menit


No

Kegiatan Pembelajaran

Waktu

Metode


1








2



























3

Intro / Pendahuluan.
a. Guru mengajak siswa untuk memulai
    pelajaran dengan berdoa bersama-sama.
b. Guru mengadakan appersepsi terhadap
    materi yang  telah dipelajari minggu   
    yang lalu.
c. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

Kegiatan Inti.
a.   Guru menunjukkan posisi wilayah Indonesia pada peta yang digantungkan pada papan tulis.
b.                                                                                           Menjelask bb              b. Siswa  secara bersama-sama mengamati peta bahwa Indonesia diapit dua benua dan dua samudra.
c. Guru menunjukkan ciri-ciri Indonesia disebut sebagai negara kepulauan.
a.                                              d. Perwakilan siswa menunjuk bebebarapa kepulauan  Indonesia.
b.                                              e. Guru membagikan potongan-potongan kertas atau kartu macam-macam empat gugusan kepulauan Indonesia.
c.                                              f. Siswa diminta untuk memikirkan kartu informasi yang diterima termasuk gugusan kepulauan yang mana.
d.                                             g. Siswa menempelkan kartu macam-macam pulau berdasarkan kategori : Gugusan kepulauan Sunda besar, Sunda Kecil, Maluku dan Irian Jaya.
e.                                              h. Siswa secara bersama-sama mengamati apakah urutan kartu sudah benar. Jika salah pemegang kartu diminta untuk memindahkan secara benar.
f.                                               i. Perwakilan siswa secara bergantian menjelaskan gugusan kepulauan Sunda besar, Sunda kecil, Maluku dan Irian Jaya.
g.                                              j. Guru mengajak siswa untuk mencermati masing-masing gugusan kepulauan pada peta dan globe.

Penutup.
a. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan  inti materi pelajaran
b.Guru mengklarifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi siswa.
c. Guru memberi tugas siswa untuk mempelajari pulau-pulau melalui penampakan alam utamanya.



2 menit

3 menit


2 menit



5 menit

2  menit


5  menit

3  menit

3 menit


2 menit


10 menit


3 menit


15 menit


5 menit



3 menit

5 menit

2 menit


Ceramah


Inractive Lecturing
(Ceramah Interaktif)


Demonstrasi

Resitasi


Elisitasi

Resitasi

Card sort


Resitasi


Resitasi


Resitasi


Interactive Lecturing

Interactive Lecturing


Resitasi

Resitasi

                                                       Alokasi Waktu
70 menit



H.    Penilaian Hasil Belajar.
           Penilaian hasil belajar yang sering disebut dengan post-test, tujuannya untuk mengetahui kemampuan hasil belajar peserta didik.  Alat ukur untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dacapai peserta didik, bisa menggunakan tes maupun non-tes.  Jika menggunakan tes, cantumkan juga bentuk  dan tekniknya. Misalnya : Tes berbentuk uraian yang dilakukan secara lisan (teknik lisan). Akan tetapi apabila menggunakan non-test, perlu disebutkan macamnya ; misalnya observasi dengan menyiapkan instrumen pengamatannya, dsb.
           Untuk membantu perumusan indikator kompetensi, berikut dilampirkan kata kerja operasional yang menunjukkan kemampuan internal pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Semoga bermanfaat, amien ya rabbal’alamien.

                                                                        Yogyakarta, 19 Nopember 2008


DAFTAR PUSTKA :

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran – Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008.

Hamzah B, Uno, Perencanaan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008.

Hamzah B, Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006.

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
                2007
Silberman, Melvin L, Active Learning : 101 Strategis to Teach any Subject, Allyn & Bacon, USA, 1996.

           













Lampiran :                         KATA KERJA OPERASIONAL

A. RANAH KOGNITIF

KATEGORI JENIS PERILAKU
KEMAMPUAN INTERNAL
KATA – KATA KERJA OPERASIONAL
Knowledge
(Pengetahuan)
-          Mengetahui …………….
      Misalnya : istilah
      fakta
      aturan
      metode

Menyebutkan
Menunjukkan
Memberi nama pada
Menyusun daftar
Menggarisbawahi
Menjodohkan
Memilih
Memberikan definisi
Menyatakan
Comprehension
(Pemahaman)
   Menerjemahkan
   Menafsirkan
   Memperkirakan
   Menentukan, misalnya : metode, prosedur
   Memahami, misalnya : konsep, kaidah, prinsip, kaitan antara fakta, isi pokok
   Mengartikan / menginterpreta sikan, misalnya : table, grafik, bagan
Menjelaskan
Merumuskan
Menerangkan
Mengubah
Memberikan contoh
Menyadur
Meramalkan
Memperkirakan
Menerangkan
Aplication
(Penerapan)
   Memecahkan masalah
   Membuat bagan dan grafik
   Menggunakan, misalnya : metode / prosedur, konsep, kaidah, prinsip
Mendemonstrasikan
Menghitung
Memperhitungkan
Membuktikan
Menghasilkan
Menunjukkan
Melengkapi
Menyediakan
Menyesuaikan
Analysis
(Analisis)
   Mengenali kesalahan
   Membedakan, : misalnya : fakta dari interpretasi, data dari kesimpulan
   Menganalisis, misalnya : struktur dasar bagian – bagian, hubungan antara
      ……………..
Memisahkan / membagi
Menerima / memilih
Menyisihkan
Menghubungkan
Membandingkan
Mempertentangkan
Membuat diagram / skema
Synthesis
(Sintesa)
   Menghasilkan, misalnya : klasifikasi, karangan, kerangka opteotris
   Menyusun ……………….
      Misalnya :
      Rencana
      Skema
      Program kerja
Mengkategorikan
Mengkombinasikan
Mengarang
Menciptakan
Mendesain
Mengatur
Menyusun kembali
Merangkaikan
Menghubungkan
Menyimpulkan
Merancang
Membuat pola
Evaluation
(Evalusi)
   Menilai berdasarkan norma internal, misalnya: hasil karya seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, mutu ceramah, program penataran
   Menilai berdasarkan norma eksternal, misalnya : hasil karya seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, mutu ceramah, program penataran
Membandingkan
Menyimpulkan
Mengkritik
Mengevaluasi
Membeuktikan
Memberikan argumentasi
Membahas
Menaksir
Memilih antara
Menguraikan
Membedakan
Mendukung
Menolak



B. RANAH AFEKTIF

KATEGORI JENIS PERILAKU
KEMAMPUAN INTERNAL
KATA – KATA KERJA OPERASIONAL
Receiving
(Penerimaan)
   Menunjukkan, misalnya : kesadaran, kemamuan, perhatian
   Mengakui, misalnya : kepentingan, perbedaan
Menanyakan
Memilih
Mengikuti
Menjawab
Melanjutkan
Menyatakan
Menempatkan
Responding
(Partisipasi)
   Mematuhi, misalnya : peratura, tuntutan, perintah
   Ikut serta secara aktif, misalnya : di laboratorium, dalam diskusi, dalam kelompok, belajar dalam kelompok tertentir
Menolong
Melaporkan
Menyesuaikan diri
Mendiskusikan
Menyatakan Persetujuan
Mempraktekkan
Valuing
(Penilaian / Penentuan Sikap)
   Memerima suatu nilai
   Menyukai
   Menyepakati
   Menghargai, misalnya : karya seni, sumbangan ilmu, pendapat
   Bersikap (positif atau negatif)
   Mengakui
Menunjukkan
Melaksanakan
Menyatakan Pendapat
Mengikuti
Mengambil Prakarsa
Memilih
Menggabungkan diri
Mengundang
Mengusulkan
Membela
Organization
(Organisasi)
   Membentuk sistem nilai
   Menangkap relasi antar nilai
   Bertanggung jawab
   Mengintegrasikan nilai

Merumuskan
Berpegang pola
Mengintegrasikan
Menghubungkan
Mengubah
Melengkapi
Menyesuaikan
Menyamakan
Membandingkan
Mempertahankan
Characterization
(Pembentukan Pola Hidup)
   Menunjukkan, misalny : kepercayaan diri, disiplin pribadi, kesadaran
   Mempertimbangkan
   Melibatkan diri
Bertindak
Menyatakan
Mempraktekkan
Melayani
Membuktikan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan


C. RANAH PSIKOMOTOR

KATEGORI JENIS PERILAKU
KEMAMPUAN INTENAL
KATA – KATA KERJA OPERASIONAL

Perception
(Persepsi)
   Menafsirkan rangsangan
   Peka terhadap rangsangan
   Mendiskriminasikan
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menyisihkan
Menunjukkan
Menghubungkan

Set
(Kesiapan)
   Berkonsentrasi
   Menyiapkan diri (fisik dan mental )
Memulai
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Mempertunjukkan

Guided response
(Gerakan Tebimbing)
Meniru contoh
Mempraktekkan
Memainkan
Mengikuti
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memperlihatkan
Memasang
Membongkar

Mechanism
(Gerakan mekanis / Terbiasa )
   Berketerampilan
   Berpegang pola
Mengoperasikan
Membenagun
Memasang
Membongkar
Memperbaiki
Melaksanakan
Mengerjakan
Menyusun
Menggunakan
Mengatur
Mendemonstrasikan
Memainkan
Menangani

Complex Overt Response ( Gerakan / respon Kompleks)
   Berketerampilan secara ……………
      Misalnya : Lancar
                            Luwes
                            Supel
                            Gesit
                            Lincah
Mengoperasikan
Membangun
Memasang
Membongkar
Memperbaiki
Melaksanakan
Mengerjakan
Menyusun
Menggunakan
Mengatur
Mendemonstrasikan
Memainkan
Menangani

Adaptation (Penyesuaian)
-   Menyesuaikan diri
-   Bervariasi
Mengubah
Mengadaptasi
Menagtur kembali
Membuat variasi

Origination
(Kreativitas)
-   Menciptakan suasana
    yang baru
-   Berinisiatif
Merancang
Menyusun
Menciptakan
Mendesain
Mengkombinasikan
Merencanakan














          *[1] Disampaikan dalam Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Guru yang diselengarakan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 21 Nopember – 14 Desember 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar