Nama : Guntur Satria jati
NIM/Kelas/Absen : 11410058
Review Buku Media
Pendidikan karya Dr. Arief S. Sadiman, Msc
BAB 1
Untuk bab yang pertama berdasarkan buku yang
berjudul “media pendidikan” karya Dr. Arief S. Sadiman, Msc , saya akan
menjelaskan atau mereview bab pertama tentang Media Pendidikan dan Proses
Belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar ini terdapat penjelasan
mengenai media pendidikan, perkembangan media pendidikan, proses belajar
mengajar debagai proses komunikasi, kegunaan media pendidikan dalam proses
belajar mengajar. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu
dengan lingkungannya.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi
hingga ke liang lahat nanti. Salah satu seseorang bahwa ia telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, yang menyangkut baik itu perubahan
kognitif ( pengetahuan), dan keteramp[ilan (psikomotor) maupun yang menyangkut
nilai dan sikap (afektif). Maka akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
Media
Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan.
Selain
itu menurut para ahli yaitu seperti:
·
Gagne (1970) menyatakan
bahwa media berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa dapat merangsangnya
untuk belajar.
·
Briggs (1970)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah
contoh-contohnya.
Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audiovisual serta peralatan-peralatannya.Media hendaknya dapat dimanipulasi,
dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasannya, ada persamaan diantara
batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar mengajar terjadi.
2.
Perkembangan
media pendidikan
Bermacam peralatan dapat digunakan
oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan
pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya
digunakan alat bantu visual semata. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat
bantu ini Edgar dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari
yang paling konkret ke paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal
dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience).
Kemudian muncul theory tingkah laku
( behaviorism theory ) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media
dalam kegiatan pembelajaran. Menurut beliau mendidik adalah mengubah tingkah
laku.
Pada dasarnya guru dan ahli audio
visual menyambut baik perubahan ini guru-guru mulai merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan tingkah laku.Dari sini lahirlah konsep penggunaan
multi media dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan media pendidikan hendaknya
bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan
bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik sementara
informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan teliti oleh media
pendidikan.
3.
Proses
belajar mengajar sebagai proses komunikasi
Proses
belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke
penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Ada
faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi. Penghambat
tersebut dikenal dengan istilah barriers atau noises.Kita kenal adanya
hamabatan psikologis seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelejensi,
pengetahuan dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya
indera dan cacat tubuh. Dua jenis hambatan yang lain adalah hambatan kultural
seperti perbedaan adat-istiadat, norma-norma social, kepercayaan dan nilainilai
panutan dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan
kondisi keadaan sekitar.
Media pendidikan adalah salah satu sumber belajar
yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut.
Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera atau
hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain. Semua itu dapat diatasi
dengan pemanfaatan media pendidikan.
4.
Kegunaan
media pendidikan dalam proses belajar mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai
kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
Ø Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
Ø Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu daya indera, seperti misalnya:
a. Objek
yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar, film, film
bingkai, atau model;
b. Objek
yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c. Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d. Kejadian
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal;
e. Objek
yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain, dan
f. Konsep
yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat
divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
Ø Penggunaan
media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan
kegairahan belajar;
b. Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan;
c. Memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Ø Dengan
sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan
samaditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak menemukan
kesulitanbilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah ini dapt diatasi
dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam:
a) Memberikan
perangsang yang sama
b) Mempersamakan
pengalaman
c) Menimbulkan
persepsi yang sama
BAB II
Selanjutnya adlah menginjak ke bab kedua yaitu
tentang “Jenis Dan Karakter Media”.
untuk yang pertama akan saya jelaskan mengenai taksonomi dan kemudian membahas tentang karakteristik. Dengan adanya media yang didunakan dalam proses
belajar mengajar, dari sini usaha-usaha penataan timbul, yaitu pengelompokan
atau klarifikasi menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Beberapa contoh
usaha kea rah taksonomi media tersebut antara lain adalah uraian berikut:
a.
Taksonomi
menurut Rudy Bretz
Bretz
mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga (3) unsur pokok, yaitu
suara, visual ( ada gamabar, garis dan symbol ) dan gerak.
b.
Hierarki
Media menurut Duncan
Dalam
menyusun taksonomi, beliau mengajarkan biaya investasi, kelangkaan dan
keluasaan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta
penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya dilain pihak
dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hierarki.
Dengan
bahasa lain dijelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai,
semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaanya, tetapi juga
semakin umum penggunaanya dan semakin luas lingkup sasarannya. Dan begitupun
sebaliknya.
c.
Taksonomi
briggs
Taksonomi
ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang
dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut
dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan transmisinya.
d.
Taksonomi
menurut Gagne
Gagne
membuat tujuh (7) macam pengelompokan media, yaitu benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar grafis,
film bersuara, dan mesin belajar yang semua itu contohnya perilaku berfikir,
menilai presentasi maupun pemberi umpan balik.
e.
Taksonomi
menurut Edling
Berangggapan
bahwa siswa, rangsangan belajar dan tanggapan merupakan variable kegiatan
belajar dengan media.dipandang dari banyaknya isyarat hal tersebut merupakan
suatu continue atau kesinambungan pengalaman belajar.
Bagaimanapun suatu pengelompokan, apapun bentuk dan
tujuannya dapat memperjelas perbedaan dalam fungsi dan kemampuannya.hal ini
sangat diperlukan dalam menentukan pilihan atas media.
Untuk tujuan-tujuan praktis, dibawah ini akan
dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan
belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1.
Media
Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana
halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi
visual.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis
termasuk media yang relative murah ditinjau dari segi biayanya. Berikut adalah
beberapa jenis media grafis yang sering digunakan:
a)
Gambar/foto
Gambar adalah bahasa yang umum, dipakai yang dapat
dipahami, dimengerti dan dinikmati.Oleh karena itu pepatah cina mengungkapkan
bahwa Gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata. Beberapa kelebihan
media gambar/foto adalah :
Ø Sifatnya
konkret; Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan
dengan media verbal semata.
Ø Gambar
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau
peristiwa dapat dibawa ke kelas. Peristiwa yang telah lalu, atau bahkan semenit
yang lalu tak dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto
amatbermanfaat dalam hal ini.
Ø Media
gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
Ø Foto
dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia
berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
Ø Foto
memiliki harga yang cukup terjangkau.
Adapun enam syarat yang harus dipenuhi oleh
gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadiikan media pendidikan, adalah :
v Autentik
(melukiskan gambar yang sebenarnya)
v Sederhana
(jelas menunjukkan poin-poin pokok)
v Memiliki
ukuran yang relative (dapat memperbesar dan memperkecil obyek)
v Mengandung
gerak atau perbuatan
v Gambar
yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
v Tidak
setiap gambar bagus merupakan media yang bagus.
b)
Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft
kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.Sketsa dapat dibuat
secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan
tersebut.
c)
Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan
garis-garis dan symbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek
secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya
atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram yang baik untuk digunakan
sebagai media pendidikan adalah diagram yang:
·
Benar, digambar rapi,
diberi titel, label, dan penjelasan-penjelasan yang perlu
·
Cukup besar dan
ditempatkan secara strategis
·
Penyusunannya
disesuaikan dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari
atas ke bawah.
d) Bagan/Chart
Pesan yang disampaikan biasanya berupa ringkasan
visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Di dalam
bagan sering kali kita jumpai jenis media grafis yang lain, seperti gambar,
diagram, kartun, atau lambing-lambang verbal.
e)
Grafik
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data
kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu
objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Ada
beberapa macam grafik yang sering
digunakan. Ada yang berupa grafik garis, batang, atau lingkaran.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik
kalau memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Ø Jelas
untuk dilihat oleh seluruh kelas
Ø Hanya
menyajikan satu ide tiap grafik
Ø Ada
jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya
Ø Warna
yang digunakan kontras dan harmonis
Ø Berjudul
dan ringkas
f)
Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis
adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu.
g)
Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan
kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi
tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk
baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program Keluarga Berencana atau
untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.
Ukurannya bermacam-macam, tergantung kebutuhan.
Namun secara umum, poster yang baik hendaklah:
·
Sederhana;
·
Menyajikan satu ide dan
untuk mencapai satu tujuan pokok;
·
Berwarna;
·
Slogannya ringkas dan
jitu;
·
Tulisannya jelas;
·
Motif dan desain
bervariasi.
h)
Peta dan globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk
menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan
informasi tentang:
a. Keadaan
permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung, dan bentuk-bentuk
daratan serta perairan lainnya;
b. Tempat-tempat
serta arah dan jarak dengan tempat yang lain;
c. Data-data
budaya dan kemasyarakatan seperti populasi atau pola bahasa/adat istiadat;
d. Data-data
ekonomi, seperti hasil pertanian, industry atau perdagangan internasional.
i)
Papan Flanel
Papan flannel adalah media grafis yang efektif
sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
Papan berlapis kain flannel ini dapat dilihat sehingga praktis. Gambar-gambar
yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat
dipakai berkali-kali.
j)
Papan bulletin
Berbeda dengan papan flannel , papan bulletin ini
tidak dilapisi kain flannel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau
tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan bulletin
dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
2.
Media
Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan
dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambing-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun
non verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokan dalam media audio,
antara lain radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam, dan laboratorium
bahasa.
a)
Radio
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media
pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain:
·
Sifat komunikasinya
hanya satu arah (one way communication);
·
Biasanya siaran
disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya;
·
Penjadwalan pelajaran
dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas seringkali menyulitkan.
b)
Alat perekam pita
magnetic
Alat perekam pita magnetic (magnetic tape recording) atau lazimnya orang menyebut tape recorder
adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan
informasi, karena mudah menggunakannya.Ada dua macam rekaman dalam alat perekam
pita magnetic yaitu sistem full track recording dan double track recording.
c)
Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa
mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi
pelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa, murid
duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara, sedangkan
guru duduk di ruang control lewat headphone.
3.
Media
Proyeksi Diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media
grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual.Selain itu,
bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan
yang jelas diantara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung
berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan
tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:
a) film
bingkai (slide),
b) film
rangkai (film strip),
c) overhead
proyektor (media transparansi)
d) proyektor
opaque (proyektor tak tembus pandang)
e) mikrofis.
BAB III
Untuk selajutnya pada Bab ketiga ini saya akan
membahas tentang “Pemilihan Media”
yang sangat berguna dan penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar. Adapun macam-macam dari pemilihan data ini sebagai berikut:
A.
Media
Jadi dan Media Rancangan
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi
perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media
rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud
atau tujuan pembelajaran tertentu (media
by design).Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan
keterbatasan.Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan
biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancangan
khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga
maupun biaya karena untuk mendapat keandalan dan kesahihannya diperlukan
serangkaian kegiatan validasi prototipenya. Kekurangan dari media jadi ialah
kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan meida jadi yang dapat sepenuhnya
sesuai dengan tujuan atau kebutuhan
pembelajaran setempat.
B.
Dasar
Pertimbangan Pemilihan Media
Beberapa penyebab sebagian orang memilih media
antara lain adalah: a. bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada
kuliah tentang media; b. merasa sudah akrab dengan media tersebut; c. ingin
memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret; dan d. merasa bahwa media
dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya. Jadi, dasar pertimbangan untuk
memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau
mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc Connel (1974) mengatakan bila
media itu susah pakailah, “If The Medium
Fits, Use It!”.
C.
Kriteria
Pemilihan
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas
Pascasarjana IKIP Malang tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya
tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah
diketahui, factor-faktor lain, seperti karakteristik siswa, strategi belajar
mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur
penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Factor yang terakhir adalah efektivitas biayanya
dalam jangka watu yang panjang.Namun bila dilihat kestabilan materi dan
penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang program media
grafis merupakan salah satu contoh media yang dapat digunakan.
D.
Model/Prosedur
Pemilihan Media
Bila dilihat dari bentuknya, cara-cara tersebut
dapat dikelompokkan menjadi tiga model yaitu model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam
pengambilan keputusan pemilihan, model matriks
yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh
kriteria pemilihannya diidentifikasi, dan model checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua
kriteriany dipertimbangkan. Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal
ini, tampaknya model checklist lebih
sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model matriks lebih serasi digunakan untuk
pemilihan media rancangan, sedang model flowchart
dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun
media perancangan.
BAB IV
Pada bab keempat ini yang akan saya bahas adalah
mengenai “Pengembangan Media Pendidikan”. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1)
Penyusunan
Rancangan
Secara sistematis, urutan dalam mengembangkan
program media itu dapat diutarakan sebagai berikut.
Ø Menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa;
Ø Merumuskan
tujuan instruksional (instructional
objectives) dengan operasional dank has;
Ø Merumuskan
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan;
Ø Mengembangkan
alat pengukur keberhasilan;
Ø Menulis
naskah media;
Ø Mengadakan
tes dan revisi.
2)
Penulisan
Naskah
Dalam tahap ini pokok-pokok materi instruksional
perlu diuraikan lebih lanjut untuk kemudian disajikan kepada siswa.Penyajian
ini dpat disampaikan melalui media yang sesuai atau yang dipilih.Supaya materi
instruksional tersebut dapat disampaikan melalui media itu, materi tersebut
perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program
media.
Naskah program media bermacam-macam.Tiap-tiap jenis
mempunyai bentuk naskah yang berbeda. Tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah
tersebut sama yaitu sebagai penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam
suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh
kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam. Naskah ada bermacam-macam, itu
dari treatment,penulisan naskah audio, penulisan naskah film bingkai, dan
penulisan naskah film dan video.
3)
Produksi
Media
Sebelumnya sudah disinggung bahwa naskah itu berguna
untuk dijadikan penuntun dalam produksi.Program produksi memiliki tingkat
kerumitan yang berbeda antara media yang satu dengan media yang lainnya.Dalam
sebuah kegiatan produksi terdapat tiga kelompok personil yang terlibat yaitu,
sutradara atau pemimpin produks, kerabat kerja, dan pemain.
Kegiatan produksi ini memiliki tiga kelompok
personil yang terlibat, yaitu sutradara atau pemimpin produksi, kerabat kerja,
dan pemain.Ketiga kelompok personil itu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
berbeda namun semuanya menuju satu tujuan yaitu menghasilkan program media yang
mempunyai mutu teknis yang baik.
4)
Evaluasi
Program Media
Media apapun yang dibuat, seperti kaset audio film
bingkai, film rangkai, transparansi OHP, film, video ataupun gambar, dan
permainan/simulasi perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Penilaian
(evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut
dapat mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan atau tidak.
Macam evaluasi, ada dua macam bentuk pengujicobaan
media yang dikenal yaitu evalusi formatif dan evaluasi sumatif.
Ada beberapa
tahapan evaluasi yang sering diterapkan, antara lain evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi
lapangan (field evaluation).
BAB V
Untuk bab yang kelima ini dibahas mengenai “Pemanfaatan Program Media”. Di Bab
terdahulu telah diuraikan bahwa program media dibuat dengan rancangan yang
sistematis melalui berbagai langkah pengembangan yang melibatkan berbagai
tenaga terampil dan ahli, diharapkan
program yang dihasilkan dapat merupakan program media yang efektif. Namun
demikian, betapa baiknya sebuah program media, bila program itu tidak
dimanfaatkan dengnan baik tentulah tidak akan banyak gunanya.
Oleh karena itu, yang perlu dirancang dengan baik
bukan hanya pembuatan media itu sendiri.Pemanfaatan media itu pun juga perlu
diatur dan dirancang sebaik-baiknya.Lebih-lebih bila media itu merupakan media
pembelajaran.Supaya media pembelajaran itu efektif, pemanfaatan media itu harus
direncanakan dan dirancang secara sistematis.Penjelasannya adalah sebagai
berikut ini :
1)
Pola
Pemanfaatan
Ada beberapa pola pemanfaatan media
pembelajaran.Berikut ini pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat
dilakukan.
v Pemanfaatan
Media dalam Situasi Kelas (classroom
setting)
Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaatkan
untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannya pun dipadukan
dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
v Pemanfaatan
Media di Luar Situasi Kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi dapat
dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu:
a) Pemanfaatan
secara bebas
Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu
digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pembuat program media mendistribusikan
program media, itu di masyarakat pemakai media, baik dengan cara diperjualbelikan
maupun didistribusikan secara bebas. Salah satu contoh pemanfaatan jenis media
secara bebas adalah penggunaan kase trekaman bahasa inggris untuk menunjang
mata pelajaran bahasa inggris.
b) Pemanfaatan
media secara terkontrol
Pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa
media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara
sistematis untu kmencapai tujuan tertentu.Apabila media itu berupa media
pembelajaran, sasaran didik diorganisasikan dengan baik.Salah satu contoh
pemanfaatan media secara terkontrol adalah pemanfaatan siaran radio pendidikan
untuk penataran guru.
2)
Strategi
Pemanfaatan
Pada bab terdahulu telah dibicarakan bahwa media ini
seharusnya digunakan dengan perencanaan yang sistematis. Media digunakan jika
media itu mendukung tercapainya tujuan instruksional yang telah dirumuskan
serta sesuai dengan sifat materi instruksionalnya yang telah dirumuskan.Supaya
media dapat digunakan secara efektif dan efisien ada tiga langkah utama yang
perlu diikuti dalam menggunakan media.
Ø Persiapan
sebelum menggunakan media.
Sebelum penggunaan media dapat
berjalan dengan baik, kita perlu membuat persiapan yang baik pula. Dengan
mempelajari buku petunjuk atau buku panduan berupa bahan ajar, yang nantinya
akan disesuaikan dengan penggunaan jenis media.
Ø Kegiatan
selama menggunakan media.
Yang perlu dijaga selama kita
menggunakan media ialah suasana dan ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat
mengganggu harus diminimalisir sesedikit mungkin, agar tercapai proses
penyampaian bahan ajar melalui media tersebut secara efektif.
Ø Kegiatan
tindak lanjut.
Maksud kegiatan tindak lanjut ini
adalah untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai.Selain itu, untuk
memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui
media yang bersangkutan.
3)
Contoh
kasus penggunaan media dalam Pendidikan
Kasus
penggunaan media dalam pendidikan ini, baik yang terdapat dalam Negara maju
maupun di Negara yang sedang berkembang. Sungguh diluar dugaan sebagaimana
dicatat oleh Wilbur Schramm dari sekian banyak kasus penerapan teknologi
pendidikan dengan media tersebut, 75% atau lebih kurang 170 kasus terdapat di
Negara ketiga atau di Negara yang sedang berkembang. Maksudnya agar pengalaman-pengalaman
tersebut dapat belajar menganalisis suatu permasalahan pensisikan yang mungkin
timbul.Selain itu, mempunyai kepekaan pula dalam menghadapi kasus serupa.
Bab VI
Dan untuk bab terakhir ini dijelaskan tentang “Peralatan Media”. Pembahasan peralatan
media berikut ini meliputi jenis, kegunaan, model, nama bagian dan kegunaannya,
pengoperasiannya, perawatannya, dan pemanfaatan (perletakan) peralatan media.
Berikut adalah beberapa penjelasan singkat beberapa
peralatan media yangsering digunakan dalam pembelajaran.
A.
Over Head Projector
Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP adalah
peralatan yang paling sederhana yang menggunakan sistem optic (lensa) dan
elektrik yang berfungsi untuk memproyeksikan (menyajikan) transparansi.
B.
Microform
Reader
Microform reader adalah peralatan untuk membaca
bahan-bahan yang disimpan pada film dalam bentuk mikro.Ada dua bentuk film yang
digunakan, yaitu berbentuk gulungan (roll) da nada yang berbentuk lembaran
‘microfiche’.
Berdasarkan bentuk bahan yang akan dibaca tersebut,
ada dua jenis peralatan untuk membaca, yaitu microfilm reader dan microfiche
reader.
C.
Proyektor
Film Rangkai Film Strip Projector
Proyektor ini digunakan untuk memproyeksikan film
rangkai (strip).Ada beberapa model
yang dibuat untuk berbagai penggunaan, baik untuk penggunaan individual ataupun
penggunaan kelompok.Beberapa model dilengkapi dengan fasilitas perekam kaset
audio sehingga dimungkinkan untuk memutar program film rangkai bersuara.
Berdasarkan sistem atau cara memproyeksikan gambar,
maka proyektor fim dibagi menjadi 3 jenis, yaitu proyeksi belakang layar,
proyeksi depan layar dan ( proyeksi belakang dan depan layar.)
D.
Proyektor
Film Bingkai (Slide Projector)
Peralatan ini termasuk dalam kelompok peralatan
proyeksi (optic), karena fungsi
utamanya ialah memproyeksikan film bingkai.Pada umumnya program-program film
bingkai bersuara.Suara film bingkai terpisah.Maka untuk menyajikan program film
bingkai bersuara (sound-slide) selain
diperlukan proyektor film bingkai juga diperlukan perekam kaset audio, untuk
memainkan ulang kaset tersebut.Penggantian film bingkai yang satu ke film
bingkai berikutnya dilakukan dengan suatu sistem mekanik.Gerakan mekanik
tersebut ada yang sepenuhnya dilakukan dengan tangan dan ada juga yang
menggunakan sistem elektronik.
Berdasarkan cara menggerakkan sistem mekanik
tersebut, proyektor ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sistem manual ( dengan
tangan ) dan sistem elektronik.
E.
Proyektor
film gelang
Proyektor ini
digunakan untuk memutar film gelang. Film yang digunakan adalah film 8mm, yang dikemas dalam sambaing ( Cartridge ).Disamping jenis
proyektor film gelang tidak bersuara, ada juga jenis proyektor film gelang yang
bersuara.Pada proyektor film gelang bersuara yang digunakan adalah sistem
magnetic dan sistem optic.
F.
Video
Video sistem dalam penggunaannya sebagai peralatan
pemain ulang (play back) dari suatu
program rekaman, terdiri dari minimal satu buah tape recorder dan satu buah monitor atau lebih.VTR mempunyai banyak
jenis baik mengenai sistem scan (penjejakan), ukuran pita yang digunakan maupun
kemasan dari pita itu sendiri. Berdasarkan segi kemampuan dan fasilitas serta
kemudahan operasi, hal ini juga akan berbeda sesuai dengan tujuan penggunanya.
Bisa kirimi foto buku sadiman tahun 2002 halaman 5-7
BalasHapus