Minggu, 04 Januari 2015

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN USIA LANJUT



MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DEWASA DAN USIA LANJUT
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu Ibu Dra. Nadlifah M.Pd

 










Disunsun oleh:

·                 GUNTUR SATRIA JATI                     ( 11410058 )



Kelompok 4
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan
2012/2013
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
BABI
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative pada perkembangan manusia secara umum.

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah dipilihnya tersebut.

Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Perkembangan Pada Manusi Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak masa dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa awal dewasa (early adulthood), Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood)

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai  menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439).


B.   Rumusan Masalah :
v  Apa yang dimaksud dengan dewasa ?
v  Apa saja Pembagian perkembangan masa dewasa ?
v  Apa saja Faktor – faktor yang mrmprngaruhi perkembangan fisik orang dewasa ?
v  Apa yang dimaksud dengan lansia ?
v  Apa saja ciri – ciri dari lansia ?
v  Bagaimana perkembangan lansia ?
v  Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
v  Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?













BAB II
PEMBAHASAN
A.    MASA DEWASA
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup.Dengan kata lain, orang dewasa nilai-nilai yang yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.
·         PEMBAGIAN PERKEMBANGAN MASA DEWASA
Pembagian perkembangan masa dewasa ada 3, yaitu:
1. Dewasa Awal
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.Dan masalah yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.
Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.
Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat
2. Dewasa Madya
Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastis pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masa dewasa.
Menurut Lavinson, Masa Dewasa Madya berusia 40-50 tahun. Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:
1. Penilaian kembali pada masa lalu
2. Perubahan struktur kehidupan
3. Proses individuasi
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)

3. Dewasa Akhir
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas..
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
3. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut.. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda. Persamaannya dilihat dari tanda-tanda memasuki usia dewasa seseorang/ individu, yaitu:
1. Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan hubungan personalnya.
2. Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti pekerja, orang tua dan pasangan hidup.
3. Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala macam tanggung jawabnya serta berpikir sistematis dan analitis.
Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering kali merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya. Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa akhir.

·         FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ORANG DEWASA DALAM KEHIDUPANNYA

Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor yang paling berpengaruh adalah :
A. Kekuatan Fisik
Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:
1. Sarapan pagi.
2. Makan secara teratur.
3. Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4. Tidak merokok.
5. Olahraga secukupnya.
6. Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.
B. Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik.
C. Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha- usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri naupun suami.
D. Motivasi Untuk Berkembang
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang- orang dewasa untuk mengembangkan dirinya.
Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.
E. Model Peran
Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa.
Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

·         KARAKTERISTIK MASA DEWASA
Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, maka sikap keberagamaan pada orang dewasa
antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
2. Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.
5. Bersikap lebih terbuaka dan wawasan yang lebih luas.
6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.
7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
8. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan kehidupan social, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.


B.  Lanjut Usia
Ø  Lanjut Usia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.
Ø  Ciri – ciri lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
1.      Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2.      Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
3.      Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4.      Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
Ø  Perkembangan lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.

Ø  Masalah yang dihadapi oleh lansia
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :
1.      Masalah fisik
Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu)
2.      Masalah kognitif ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar
3.      Masalah emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
4.      Perkembangan Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
Ø  Solusi Permasalahan
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :
1.      Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) :
·      Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.
·      Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
·      Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur
·      Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
·      Istirahat, tidur yang cukup
·      Minum suplemen gizi yang diperlukan
·      Memeriksa kesehatan secara teratur
2.      Berhubungan dengan masalah intelektual
Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara :
·         Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.
·         Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
·         Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.
·         Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.
·         Segera obati depresi Anda.
·         Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
·         Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat.
·         Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak
·         Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.
·         Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda.
3.      Berhubungan dengan Emosi :
·      Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
·      Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
·      Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
·      Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta kemampuan.
·      Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
4.      Berhubungan dengan Spiritual
·      Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
·      Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah
·      Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.

   

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
       Makhluk hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar adalah fase manusia dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.
      Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia menginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai – nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai – nilai atau norma – norma yang telah dipilihnya tersebut.
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.       Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
2.       Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia
3.       Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya.
4.       Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
5.       Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat.

DAFTAR PUSTAKA
Juntika Nurihsan. 2000. Bimbingan dan Konseling untuk Orang Dewasa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Abin Syamsuddin Makmun. 1998. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.
Andi Mappire. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha nasional.
Santrock W. John Life_ span development, University of Texas at Dallas, Erlangga 1995

2 komentar: