MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM
PENDIDIKAN ISLAM
PADA MASA KOLONIAL
Makalah Ini Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Islam
Dosen
Pengampu Bp. Dr. Tasman Hamami
Disunsun oleh:
·
Guntur Satria Jati (
11410058 )
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Pada zaman kolonial pemerintahan Belanda menyediakan
sekolah yang beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi beragam kebutuhan
berbagai lapisan masyarakat. Ciri khas dari sekiolah ini adalah tidak adanya
hubungan berbagai ragam sekolah itu. Namun lambat laun dalam berbagai macam
sekolah yang terpisah-pisah itu membentuk hubungan sehingga terdapat suatu
kesatuan sistem yang menu jukan kebulatan.
Kaum kolonial
Belanda berhasil menancapkan kukunya dibumi Nusantara dengan misinya yang ganda
(antara imperalis dan kristenisasi ) justru sangat merusak dan
menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada.
Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada Tahun
1619 M, yaitu ketika Jan Pieter Zoon Coen menduduki Jakarta., dan dilawan oleh
Sultan Agung Mataram yang bergelar Sultan Abdurrahman Khalifatullah Sayidin
Panatogomo.
Ssejak dari kedatangan VOC ( Belanda Swasta ), kedatangan mereka di Indonesia sudah bermotif
ekonomi, politik dan agama. Dalam hak Actroi terdapat suatu pasal yang berbunyi
sebagai berikut: “Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh
berperang. Dan harus memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan mendirikan
sekolah”.
B.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses pendidikan Islam selama penjajahan
Belanda ?
b. Bagaimana sistem persekolahan pada masa penjajahan
Belanda ?
C.
Tujuan
1. Untuk menjelaskan proses pendidikan islam selama
penjajahan Belanda.
2. Menjelaskan sistem persekolahan selama penjajahan
Belanda.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda
Penaklukan
bangsa barat atas dunia Timur dengan perdagangan, kemudian dengan kekuatan
militer. Kedatangan bangsa barat memang telah membawakemajuan teknologi. Tetapi
tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil penjajahannya, bukan untuk kemakmuran
bangsa yang dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan, mereka mengenalkan
sistem dan metode baru tetapi sekedar
untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan dengan upah yang
murah jika dibanmdingkan dengan`mereka harus mendatangkan tenaga kerja dari Barat.
Apa yang mereka sebut pembaharuan pendidikan itu adalah westernisasi dari
kristenisasi yakni untuk kepentingan Barat dan Nasrani. Dua motif iniloah yang
mewarnai kebijaksaaan penjajahan Belanda di Indonesia selama 3,5 abad.
Pemerintah
Belanda mulai menjajah Indonesia pada Tahun 1619 M, yaitu ketika Jan Pieter
Zoon Coen menduduki Jakarta., dan dilawan oleh Sultan Agung Mataram yang
bergelar Sultan Abdurrahman Khalifatullah Sayidin Panatogomo.
Sejak dari
kedatangan VOC ( Belanda Swasta ),
kedatangan mereka di Indonesia sudah bermotif ekonomi, politik dan
agama. Dalam hak Actroi terdapat suatu pasal yang berbunyi sebagai berikut:
“Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh berperang. Dan
harus memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah”.
Ketika Van Den
Boos menjadi Gubernur Jendral di Jakarta pada tahun 1831, keluarlah kebiajakan
sekolah-sekolah gereja dianggap sekolah yang diperlukan sebagai sekolah
pemerintah.departemen yang mengurus pendidikan dan agama dijadikan satu. Dan
ditiap daerah karesidenan didirika satu sekolah agama kristen.
Gubernur
Jendral Van Den Capellen pada tahun 1819 mengambil inisiatif dengan mendirikan sekolah dasar bagi rakyat
pribumi agar dapat membantu pemerintah Belanda. Dalam surat edarannya kepada
bupati sebagai berikut:”Dianggap penting untuk segera mungkin membuat peraturan
pemerintah yang menjamin pemerataan kemampuan membaca dan menulis bagi penduduk pribumi agar dapat lebih mudah
untuk dapat menaati undang-undang dan hukum negara.
Setelah
ambruknya VOC pada tahun 1816, pemerintah Belanda menggantikan kedudukan VOC
Statuta Hindia Belanda tahun 1801, dengan secara terang-terangan menyatakan
bahwa “tanah jajahan harus memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada
perdagangan dan kepada kekayaan negeri Belanda.” Pada tahun 1842, MERKUS,
Mentri jajahan memberikan perintah agar Gubernur Jendralberusaha dengan segenap
tenaga pembesar keuntungan bagi negerinya. Walapun setiap Gubernur Jendral
selalu berjanji dalam penobatannya secara Khidmat bahwa ia akan memajukan
kesejahteraan Hindia Belanda dengan segenap usaha, ternyata Hindia Belanda
sebagai Negara yang direbut harus selalu memberikan keuntungan bagi negara
Belanda sebagai tujuan pendidikan itu.
Sistem
pendidikan Pada masa penjajahan Belanda seecara umum sistem pendidikan
khususnya sistem persekolahan didasarkan pada golongan penduduk menurut
keturunan atau lapisan kelas sosial yang ada dan menurut golongan kebangsaan
yang berlaku waktu itu,yaitu:
Ø Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs)
Pada hakikatnya
pendidikan dasara untuk tingkatan sekolah dasar mempergunakan sistem pokiok
yaitu:
1.
Sekolah rendah
dengan pengantar bahasa Belanda.
a)
Sekolah rendah
Eropa yaitu sekolah untuk anak-anak keturunan Eropa.
b)
Sekolah
Cina-Belanda yaitu HCS (Holland Chinese School) suatu sekolah untuk anak-anak
keturunan Timur asing.
c)
Sekolah Bumi putera
Belanda HIS (Hollands inlandse School) yaitu sekolah untuk folongan penduduk
asli Indonesia.
2.
Sekolah rrendah
dengan bahasa pengantar Daerah
a)
Sekolah Pribumi
putera kelas II (Tweede Klasee). Sekolah ini disediakan untuk golongan bumi
putera. Lamanya sekolah tujuh tahun. Berdirinya sekolah ini pertama pada tahun
1892.
b)
Sekolah Desa
(Volksschool), disediakan bagi anak-anak golongan bumi putera. Lamanya sekolah
tiga tahun, yang pertama didirikan pada tahun 1907.
c)
Sekolah Lanjutan
(Voorvolgschool). Lamanya pendidikan adalah dua tahun merupakan kelanjutan dari
sekolah desa, juga diperuntukan untuk anak-anak golongan bumi putra.pertama
kali didirikan pada tahun 1914.
d)
Sekolah peralihan
(schakelschool), merupakan sekolah peralihan dari desa(tiga tahun) kesekolah
dasar dengan pengantnar bahasa Belanda. Lamanya belajar lima tahun dan
diperuntukan bagi anak-anak golongan bumi putra. Selain sekolah yang ada diatas
masih ada lagi sekolah yangyang khusus untuk orang ambon yaitu Ambonsche
Burgerschool yang pada tahun 1922 dijadikan HIS. Untuk anak-anak dari bangsawan
disediakan sekolah dasar yang disebut Sekolah Raja (Hofdensschool). Sekolah ini
mula-mula didirikan di Tondano pada tahun 1865 dan 1872, tetapi kemudian
diintegrasi ke ELS atau HIS.
Ø
Pendidikan Lanjutan
atau Pendidikan Menengah
a.
MULO (Meer Uit
gebreid Lager school),sekolah tersebut adalah kelanjutan dari lanjutan dari
sekolah dasar dengan penngantar bahasa Belanda. Lam belajarnya tiga sampai
empat tahun. Didirikan pertama pada tahun 1914.
b.
AMS (Algemene
Middelbare School) adalah sekolah menengah umum yang merupakan kelanjutandari
MULO berbahasa Belanda dan diperuntukan golongan bumi putra dan Timur Asing.
Lama belajar tiga tahun, didirikan pertama pada tahun 1915.
c.
HBS ( Hoobere
Burger School ), adalah sekolah Warga Negara Tinggi, sekolah menengah
kelanjutan ELS yang disediakan untuk orang golongan keturunan Eropa., didirikan
pada tahun 1860.
Ø Pendidikan
Kejuruan (Vokonderwijs)
Sebagai
ppelaksanaan politik etika Pemerintah Belanda banyak Pendidikan Kejuruan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Sekolah pertukangan
(Amachts Ieergang),sekolah berbahasa daerah.
b.
Sekolah pertukangan
(Amachtsschool), sekolah pertukangan dengan pengantar bahasa Belanda.
c.
Sekolah teknik
(Technish Onderwijs)
d.
Pendidikan Dagang (
Handels Onderwiks).
e.
Pendidikan
pertanian (Landbouw Onderwijs).
f.
Pendidikan Keguruan
( Kweekschool ).
Ø Pendidikan Tinggi ( Hooger Onderwijs )
a.
Sekolah teknik
Tinggi ( Technnishe Hoge School )
b.
Sekolah Hakim
Tinggi (Rechkundige Hoge school )
c.
Sekolah Pendidikan
tinggi Kedokteran.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penaklukan
bangsa barat atas dunia Timur dengan perdagangan, kemudian dengan kekuatan
militer. Kedatangan bangsa barat memang telah membawakemajuan teknologi. Tetapi
tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil penjajahannya, bukan untuk kemakmuran
bangsa yang dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan, mereka mengenalkan
sistem dan metode baru tetapi sekedar
untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan dengan upah yang
murah jika dibanmdingkan dengan`mereka harus mendatangkan tenaga kerja dari
Barat. Apa yang mereka sebut pembaharuan pendidikan itu adalah westernisasi
dari kristenisasi yakni untuk kepentingan Barat dan Nasrani. Dua motif inilah
yang mewarnai kebijaksaaan penjajahan Belanda di Indonesia selama 3,5 abad.
Sistem
pendidikan Pada masa penjajahan Belanda seecara umum sistem pendidikan
khususnya sistem persekolahan didasarkan pada golongan penduduk menurut
keturunan atau lapisan kelas sosial yang ada dan menurut golongan kebangsaan
yang berlaku waktu itu,yaitu:
Ø Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs)
Ø Pendidikan Lanjutan atau Pendidikan Menengah
Ø Pendidikan Kejuruan (Vokonderwijs)
Ø Pendidikan Tinggi ( Hooger Onderwijs )
Daftar Pustaka
Badri,
Yatim.2008.Sejarah Peradaban Islam,Dirayat Islam II.Jakarta:Rajawali Pers.Edisi
I
M. Sukardjo, Ukim Komarudin.2009.Landasan Pendidikan
Konsep dan Aplikasinya.Jakarta:Rajawali Pers
Dkk.2008.Sejarah
Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar